Nama: Nurul Aisha Fitri Sultan
GB: 4
Public speaking memiliki 2 kata utama, yaitu public dan speaking. Public yang berarti (n) publik, umum, atau khalayak; memiliki makna orang banyak secara umum ataupun semua orang yang menerima tindakan baik itu menyaksikan, menonton, dan lainnya. Sedangkan, speaking yang berarti (v) berbicara; memiliki makna tindakan menyampaikan informasi atau mengungkapkan pikiran dan perasaan seseorang dalam bahasa lisan.Â
Public speaking merupakan suatu tindakan atau kegiatan komunikasi lisan secara langsung kepada umum atau sekelompok orang (audiens) baik untuk menyampaikan informasi dan pikiran ataupun mempengaruhi dan menghibur orang banyak.
Public speaking yang juga dikenal sebagai seni berbicara di depan umum bukanlah hal yang sama dengan komunikasi massa. Perbedaan keduanya, yaitu public speaking dilakukan secara langsung kepada audiens tanpa perantara, sedangkan komunikasi massa dilakukan dengan perantara media massa seperti koran atau media sosial.
Karena public speaking dilakukan di depan umum, maka pelaksanannya tidak hanya membutuhkan kemampuan berbicara, tetapi harus dilakukan secara runtut dan terencana agar hal yang disampaikan mudah dipahami oleh audiens dalam waktu singkat. Saat ini, public speaking merupakan kemampuan yang harus dimiliki semua orang. Hampir semua tahap kehidupan ataupun profesi membutuhkan kemampuan public speaking. Salah satu dari bentuk public speaking yang paling umum diketahui adalah presentasi, termasuk juga presentasi tugas yang dilakukan oleh mahasiswa.
Dalam melakukan public speaking, kita harus lebih dahulu mengetahui siapa audiensnya. Pengetahuan mengenai audiens dapat berupa jumlah audiens, latar belakang audiens yang terkait dengan materi atau topik, tokoh penting yang menghadiri serta peran dan dampaknya dalam kegiatan, dan apa yang dapat audiens 'bawa pulang' dari kegiatan ini. Dari kita mengetahui audiens maka kita pun dapat memikirkan dan menyusun hal-hal yang dapat kita sampaikan kelak.
Selama melakukan public speaking kita pun harus percaya diri dan merasa berani. Selain itu, untuk membentuk suasana kita juga dapat membangun antusiasme audiens, baik dengan selingan pertanyaan yang mengarah ke pembahasan selanjutnya, adanya hiburan seperti pantun atau gambar yang lucu dan sesuai, ataupun peningkatan dan penegasan intonasi suara untuk membangkitkan semangat audiens. Pembangunan antusiasme ini juga dapat meningkatkan kepercayaan diri dan keberanian kita dalam melakukan public speaking.
Public speaking merupakan suatu kemampuan yang dimiliki individu, maka untuk mencapai 'standar' public speaking yang baik kita harus selalu melakukan latihan, latihan, dan latihan. Latihan tersebut dapat dilakukan dengan memilih materi yang disukasi dan latihan berbicara selama 3 hingga 5 menit baik kepada diri sendiri atau di hadapan cermin, keluarga atau teman, mencari dan mengamati berbagai referensi juga perlu dilakukan agar kita mendapatkan gaya public speaking yang paling sesuai dengan karakteristik kita sendiri.
Alur dalam mempersiapkan suatu pembicaraan pada public speaking, pertama adalah menentukan materi atau subjek yang akan disampaikan. Kedua, menentukan dan mempelajari audiens. Ketiga, menyusun materi yang akan disampaikan, penyusunan ini dapat didiskusikan dengan orang sekitar. Keempat, menguasai materi dengan terus latihan dan praktik membawakan materi. Dalam menguasai materi, diusahakan untuk jangan menghafal kata demi kata, jangan membaca teks secara terus-menerus, serta jangan menyampaikan kalimat yang berulang dan bertele-tele.
Hal lain yang harus diperhatikan adalah bagaimana kita membawakan materi tersebut. Dalam membuka public speaking, didahulukan untuk memperkenalkan diri secara singkat, kemudian dilanjutkan dengan pujian halus kepada audiens. Di tengah penyampaian materi dapat juga diberikan pertanyaan retoris, kutipan orang bijak, pertanyaan materilis, serta selingan humor kecil yang tidak garing. Dalam menutup public speaking, buatlah sebuah penutupan yang mengesankan dengan pemberian quotes dan kesimpulan atau close statement. Selain itu, hindari melakukan penutupan dengan kata "sekian".