Ini perjalanan yang tak kami sengaja, sebenarnya. Kamis, 1 Januari 2015 jam 07.00 kami melakukan perjalanan ke Pacitan, Jawa Timur. Niat awal saya sih ingin menginjakkan kaki di Jawa Timur..secara saya belum pernah jalan-jalan ke sana. Finally..pagi itu kami memulai perjalanan ke Jawa Timur dengan berbekal seadanya. Yang jelas jaket rangkap 2 selalu kami pakai setiap naik motor ke luar kota. Baju dan peralatan mandi sudah siap di ransel. Air minum sengaja kami tidak bawa karena memang niat kami membeli air minum di toko pinggir jalan, jadi ada alasan untuk kami sekedar istirahat sembari beli air minum, hehehe..
Begitulah..jam 07.00 kami berangkat melewati jalur Jogjakarta - Wonosari – Pracimantoro – Pacitan. Dari kota Pacitan kami ambil Jalur Lintas Selatan (JLS). Jalan yang kami lalui adalah jalan alternative, dengan medan jalan yang berliku-liku, menanjak dan menurun. View sepanjang  jalan cukup bagus, dengan bukit-bukit kapur dikanan atau kiri jalan. Sayangnya, sangat sedikit penjual makanan di sepanjang jalan.
[caption id="attachment_364096" align="aligncenter" width="300" caption="Gerbang masuk Kota Pacitan"][/caption]
Kami terus mengikuti jalan ke arah timur, dan akhirnya kami menemukan Pantai Taman. Pantai ini tidak begitu jauh dari jalan raya, kira-kira masuk 100m. Kami tiba di loket pintu masuk Pantai Taman. Dan ternyata untuk masuk ke Pantai ini pengunjung dikenai biaya Rp. 7000,- per motor.
Pantai Taman terletak di Desa Hadiwarno Kecamatan Ngadirojo, Pacitan. Sebelum Pantai Taman ada beberapa pantai lain yang memang terletak tidak jauh dari jalan raya. Pantai Taman memiliki pantai yang panjang dari timur sampai ke barat.
[caption id="attachment_364097" align="aligncenter" width="300" caption="Pantai Taman dari atas tebing"]
[caption id="attachment_364099" align="aligncenter" width="300" caption="Pantai Taman dengan tebing yang tinggi menjulang"]
Di pantai ini ternyata ada konservasi penyu, dan flying fox tertinggi dan terpanjang di Indonesia. Hohoho..saya tahu sekarang kenapa suami saya mau mengunjungi pantai ini. Ternyata dari awal berangkat, tujuannya memang ingin mencoba menikmati sensasi flying fox ini. Dan begitulah..setelah istirahat sebentar, suami saya memutuskan naik ke bukit di mana flying fox diluncurkan. Sementara saya cukup menunggu di bawah sambil menikmati pantai dan memandang gelombang ombak yang bergulung-gulung. Sesekali saya mendongak ke atas ketika mendengar teriakan orang-orang yang meluncur dengan flying fox. Pantas saja mereka teriak karena memang ketinggian luncuran adalah 74 meter dengan panjang luncuran 415 meter, kecepatan luncuran 50km, dan waktu yang ditempuh adalah 30 detik. Kira-kira 1 jam menunggu, suami saya turun dengan muka berseri-seri. Dia pun menunjukkan foto-foto dari atas bukit yang sempat dia ambil.
Flying fox ini ramai dikunjungi anak muda dengan ongkos Rp. 25.000,- per orang.
[caption id="attachment_364115" align="aligncenter" width="300" caption="View pantai dari atas tebing"]
[caption id="attachment_364101" align="aligncenter" width="150" caption="Antri meluncur dengan flying fox"]
[caption id="attachment_364118" align="aligncenter" width="300" caption="Tebing tempat start flying fox"]
[caption id="attachment_364103" align="aligncenter" width="300" caption="Persiapan meluncur"]
Pantai hari itu sangat ramai pengunjung karena bertepatan dengan libur tahun baru. Dan setelah istirahat sebentar, kami pun melanjutkan perjalanan ke arah Blitar.