Historiografi Politik Kejayaan Gajah Mada pada buku ini membahas mengenai kehancuran perjalanan karir Gajah Mada sebagai Mahapatih dan menjalani pengasingan diri di Madakaripura. Selain itu dijelaskan Gajah Mada kembali diangkat menjadi Mahapatih oleh Maharaja namun keduanya sudah tidak memiliki rasa akrab seperti dahulu. Sehingga membuat Gajah Mada tidak bekerja secara maksimal dan menandai awal kemunduran Kerajaan Majapahit.
Ciri Keseluruhan Historiografi Politik Gajah Mada
Historiografi Tematik Politik Gajah Mada ini membahas mengenai perjalanan karir Gajah Mada dari awal hingga akhir. Penulisan historiografi ini ditulis secara sistematis dan runtut agar tulisan ini dapat mudah dipahami khususnya dalam memberikan pemahaman kondisi politik masa lampau. Pada penulisan historiografi tematik ini dibatasi temporal agar dapat terfokus pada kejadian yang terjadi pada waktu itu. Kisah awal mula karir Gajah Mada menjadi pengantar penjelasan mengenai kejayaan perjalanan karir Gajah Mada.
Selanjutnya dijelaskan mengenai hal-hal politik Gajah Mada dari ia menjabat sebagai Pasukan kerajaan hingga menjadi Mahapatih kerajaan. Historiografi tematik politik Gajah Mada ini membahas mengenai kondisi kerajaan Majapahit dibawah kendali Mahapatih Gajah Mada yang membantu Raja untuk menjadikan Kerajaan Majapahit sebagai Kerajaan tersohor di Jawa. Lalu diceritakan dengan alur cerita yang runtut dan menarik agar mudah dipahami mengenai perjuangan Gajah Mada hingga masa jabatannya selesai.
Perbedaan Ketiga Sumber Historiografi Politik Gajah Mada
Perbedaan yang terlihat dalam buku Historiografi diatas adalah perbedaan temporal yang disampaikan. Meskipun begitu, buku yang digunakan ini merupakan 3 buku series dengan penulis yang sama, dengan gaya bahasa yang mudah untuk dipahami. Sehingga dapat dibaca secara acak tanpa memerlukan urutan serinya. Ketiga karya ini juga disajikan dengan percakapan agar dapat tersampaikan dengan baik pada pembacanya.
Buku pertama yang dianalisa yaitu Buku Gajah Mada: Makar Dharmaputra seri pertama atas Karya Langit Kresna Hariadi yang berkisah mengenai perjuangan Gajah Mada pada kerajaan Majapahit khususnya saat kepemimpinan Raja Jayanegara. Buku ini membahas tentang awal mula dan perkembangan kiprah sosok Gajah Mada dengan usaha-usaha politik yang dilakukannya dalam mempertahankan kerajaan Majapahit.
Buku kedua yang dibahas yaitu Buku Gajah Mada: Sumpah Di Manguntur sebagai karya seri ketiga dari Langit Kresna Hariadi, yang membahas tentang usaha Gajah Mada dalam memperluas kerajaan Majapahit bahkan mengajak kerjasama kerajaan lain untuk tujuan politik Kerajaan. Buku ini terdapat teks-teks kutipan kitab lama yaitu teks Sumpah Palapa. Dengan menunjukkan usaha politik yang dilakukan Gajah Mada, buku ini memberikan pandangan kondisi pejabat pada masa itu dalam menerapkan kekuasaan.
Buku terakhir yang digunakan adalah Buku Gajah Mada: Hamukti Moksa Karya Langit Kresna Hariadi sebagai karya buku seri kelima. Buku ini membahas kehancuran perjalanan karir Gajah Mada sebagai Mahapatih dan menjalani pengasingan di Madakaripura. Buku ini berisi unsur politik  saat kembalinya jabatan Gajah Mada yang sebelumnya telah dilepaskan hingga hubungan canggung terhadap Hayam Wuruk. Berdasarkan dua buku historiografi sebelumnya, buku ini merupakan bagian akhir cerita usainya jabatan Gajah Mada di Kerajaan Majapahit.
KesimpulanÂ
Historiografi di Indonesia merupakan salah satu sebuah data dan fakta yang disajikan dalam sebuah karya penulisan sejarah. Historiografi Indonesia yang cukup berkembang salah satunya adalah Historiogarafi Tradisional yang berisi mengenai sejarah dari zaman Hindu sampai perkembangan Islam di Indonesia. Penulisan sejarah Indonesia biasanya mengenai pemerintahan raja yang berkuasa, persoalan kerajaan-kerajaan di Indonesia yang bersifat istanasentris. Salah satu Kerajaan Hindu tersohor di Indonesia saat itu yaitu Kerajaan Majapahit yang mencapai masa keemasannya saat pemerintahan Hayam Wuruk dan kendali patih Gajah Mada. Gajah Mada adalah tokoh paling menarik dalam sejarah Indonesia. Namanya terus hidup sebagai negarawan besar yang telah mempersatukan Indonesia di bawah satu raja.