Mohon tunggu...
Nurul Aini Rachmawati
Nurul Aini Rachmawati Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa SMAN 2 BAE Kudus

Perempuan biasa dengan menulis dan membaca sebagai kegemarannya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Program Merdeka Belajar Favorit: Bebas Pilih dan Harus Aktif

27 Mei 2023   15:00 Diperbarui: 27 Mei 2023   15:09 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

 

Semenjak pertama kali diumumkan bahwa ada ketentuan baru mengenai program pembelajaran atau kurikulum berbasis kemerdekaan, program tersebut sudah ramai mengambil atensi para siswa maupun mahasiswa di seluruh Indonesia. Mereka berbondong-bondong mencari tahu tentang kurikulum baru yang akan diterapkan di sekolah-sekolah dan kampus-kampus merdeka.

Menurut Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Merdeka Belajar adalah program pendekatan yang dilakukan supaya siswa dan mahasiswa dapat memilih pelajaran yang diminati. Hal ini dilakukan dengan harapan agar mereka mampu mengoptimalkan bakat dan minat masing-masing, sehingga mampu memberikan yang terbaik bagi bangsa.

Program Merdeka Belajar memiliki tiga indikator yang digagas oleh Kemendikbudristek, yakni partisipasi siswa-siswi dalam pendidikan Indonesia yang merata, pembelajaran yang efektif, dan tidak adanya ketertinggalan anak didik.

Bagi siswa SMA, tentu saja program tersebut sangat membantu dalam pengembangan minat dan bakat karena pembelajaran tidak akan terkotak-kotak lagi dengan Jurusan IPA dan Jurusan IPS. Dalam siklus pembelajaran di sekolah saya, siswa akan dipersilakan memilih mata pelaran yang mereka minati serta sesuai dengan bidang yang akan mereka tekuni, baik untuk yang melanjutkan ke perguruan tinggi maupun yang langsung bekerja.

Awalnya saya berpikir bahwa setelah memilih mata pelajaran yang diminati, di jenjang kelas berikutnya, siswa benar-benar akan mengikuti kelas pada pelajaran minat dan pelajaran wajib. Namun, ternyata pilihan siswa akan dipetakan lagi karena kurangnya sarana prasarana serta tenaga didik. Hal tersebut sempat membuat saya bingung.

"Katanya merdeka, kok dipetakan lagi? Lalu bagaimana dengan siswa yang kesusahan memilih karena pemetaan tersebut tidak sesuai minat dan bakatnya?" batin saya.

Program yang membebaskan siswa dalam memilih mata pelajaran ini tentu saja merupakan program favorit bagi saya, karena saya bisa belajar dua mata pelajaran yang dulunya dikotakkan sebagai IPA dan IPS. Pada kesempatan yang diberikan oleh kurikulum baru ini, saya dapat memilih setengah materi IPA dan setengah materi IPS, khususnya pada mata pelajaran yang saya minati saja.

Hanya saja, saya mengalami kebingungan pada pemetaan pemilihan mata pelajaran minat yang diterapkan oleh sekolah saya, apalagi siswa hanya dapat memilih 3 pelajaran minat di antara banyaknya pelajaran lain.

Selain memilih mata pelajaran minat, kurikulum merdeka juga mengadakan program proyek bagi siswa SMA di mana dalam 3 tahun belajar, ada tujuh proyek yang harus terselesaikan.

Sebagai siswa kelas 10 yang baru saja menyelesaikan 3 proyek pertama, dengan tema Suara Demokrasi, Kewirausahaan, dan Kearifan Lokal, proyek tersebut memberikan banyak pengalaman baru yang belum saya dapatkan sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun