Dalam sejarah para nabi, ada beberapa nabi yang dikenal memiliki pemikiran kritis dan mendalam, terutama dalam cara mereka menghadapi tantangan serta dalam berdialog dengan umatnya. Berikut adalah beberapa contoh nabi yang menunjukkan pemikiran kritis:
Nabi Muhammad (SAW)
Nabi Muhammad juga merupakan contoh teladan dalam berpikir kritis, terutama dalam menghadapi situasi yang sulit:
      Mengatasi Permasalahan Sosial: Sebelum menjadi nabi, Nabi Muhammad sudah terkenal karena keadilan dan kebijaksanaannya dalam menyelesaikan konflik sosial. Salah satu contoh terkenal adalah ketika Ka'bah direnovasi dan suku-suku di Mekah berselisih tentang siapa yang berhak meletakkan Hajar Aswad di tempatnya. Nabi Muhammad menyarankan solusi cerdas dengan meminta semua suku untuk bersama-sama mengangkat Hajar Aswad menggunakan kain, sehingga semua pihak merasa dihargai dan perselisihan selesai.
      Strategi Diplomasi dan Perang: Selama masa kenabiannya, Nabi Muhammad selalu menggunakan pemikiran kritis dalam diplomasi dan perang. Contohnya adalah perjanjian Hudaibiyah, yang secara strategis tampak merugikan umat Islam, tetapi ternyata membawa keuntungan jangka panjang. Di sini, Nabi Muhammad menunjukkan bahwa berpikir kritis bukan hanya soal argumen rasional, tetapi juga tentang melihat manfaat yang lebih besar dalam jangka panjang.
Nabi Ibrahim (AS)
    Nabi Ibrahim adalah salah satu nabi yang dikenal dengan pemikiran kritisnya dalam mencari kebenaran tentang Tuhan. Beberapa contoh menunjukkan bagaimana beliau menggunakan akal dan logika untuk menantang kepercayaan kaumnya:
    Merenungkan Keberadaan Tuhan: Dalam Al-Qur'an, Nabi Ibrahim digambarkan merenungkan keberadaan Tuhan dengan mengamati bintang, bulan, dan matahari (QS Al-An'am [6]: 75-79). Ketika melihat benda-benda langit ini terbenam, ia menyimpulkan bahwa mereka bukan Tuhan yang sejati, karena Tuhan tidak mungkin tenggelam atau hilang. Ini adalah bentuk pemikiran kritis, di mana Nabi Ibrahim menggunakan pengamatan dan logika untuk menolak kepercayaan yang salah.
     Dialog dengan Kaumnya: Nabi Ibrahim juga dikenal karena berdebat secara kritis dengan kaumnya yang menyembah berhala. Ia bertanya kepada mereka mengapa mereka menyembah patung yang tidak bisa berbicara, mendengar, atau membantu mereka (QS Al-Anbiya [21]: 52-67). Dalam dialog ini, beliau memaksa kaumnya untuk mempertanyakan keyakinan mereka dan melihat ketidaklogisan dalam menyembah benda mati.
Nabi Musa (AS)