Mohon tunggu...
nurul afifah soe
nurul afifah soe Mohon Tunggu... Administrasi - Perpetual Learning

Loves piano and interested in the fields of philosophy and literature.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Korelasi Surah Al-Anbiya ayat 30 dengan Teori Big Bang

19 Juli 2024   20:40 Diperbarui: 19 Juli 2024   20:54 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di artikel sebelumnya, saya sudah sedikit membahas tentang asal mula kejadian alam semesta yang dijelaskan di Surah Fussilat ayat 11. Dalam artikel ini, saya akan membahas mengenai teori Big Bang yang sangat terkenal dan ternyata sudah dijelaskan dalam Surah Al-Anbiya ayat 30.

Teori Big Bang adalah salah satu teori paling terkenal dalam kosmologi modern yang menjelaskan asal mula alam semesta. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta bermula dari satu titik tunggal yang sangat panas dan padat, yang kemudian meledak dan mengembang menjadi alam semesta yang kita kenal sekarang.

Surah Al-Anbiya ayat 30 berbunyi:

"Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya; dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?"

Ayat ini menggambarkan keadaan awal alam semesta sebagai sesuatu yang padu (ratqan) sebelum dipisahkan (fataqnahuma). Deskripsi ini sangat mirip dengan konsep Big Bang, di mana seluruh alam semesta bermula dari satu titik yang kemudian mengembang.

Penjelasan dalam Al-Qur'an ini menunjukkan bahwa konsep tentang asal mula alam semesta yang termuat dalam teori Big Bang sudah ada dalam kitab suci umat Islam lebih dari 1400 tahun yang lalu. Ini sekali lagi menunjukkan keajaiban dan kemu'jizatan Al-Qur'an dalam memberikan petunjuk yang relevan dengan penemuan ilmiah modern.

Teori Big Bang menyatakan bahwa alam semesta berawal dari sebuah titik tunggal yang sangat panas dan padat. Titik tersebut kemudian meledak secara tiba-tiba dan mengembang atau merenggang dengan kecepatan cahaya.

Proses ini diawali dengan ledakan besar yang mengakibatkan ekspansi cepat dari materi dan energi yang ada. Seiring waktu, materi ini mulai mendingin dan mengembun menjadi partikel-partikel subatomik, yang kemudian membentuk atom. Atom-atom ini kemudian berkumpul membentuk bintang, galaksi, dan struktur kosmis lainnya yang kita lihat hari ini.

Mengutip Space, fisikawan Alan Guth pada tahun 1980 mengemukakan bahwa proses merenggang tersebut terjadi sekitar 10-32 detik. Setelah periode singkat pada 13,7 miliar tahun yang lalu ini, alam semesta perlahan-lahan merenggang dengan kecepatan yang lebih terukur hingga saat ini.

Teori pembentukan alam semesta ini dibuktikan oleh Cosmic Background Explorer (COBE) milik NASA, yang menunjukkan kesesuaian radiasi dengan perhitungan teori Big Bang. Pada Oktober 2014, Scientific American menuliskan bahwa teori Big Bang adalah satu-satunya teori yang dapat menjelaskan asal mula alam semesta.

Penemuan ilmiah ini menguatkan pemahaman bahwa Al-Qur'an telah memberikan petunjuk tentang asal mula alam semesta yang sejalan dengan pengetahuan ilmiah modern, menegaskan kemu'jizatan Al-Qur'an dalam memberikan wawasan tentang berbagai aspek kehidupan dan alam semesta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun