Al-Qur'an adalah wahyu Allah yang diturunkan untuk umat manusia sebagai hidayah dan manhaj hidup. Sebagai kitab yang diperuntukkan bagi umat terakhir dan untuk segala waktu dan zaman, Al-Qur'an selalu memberikan bukti-bukti kebenarannya. Hal ini menyebabkan banyak ulama yang konsen dengan tafsir sains, menganggapnya sebagai metode yang sesuai dengan kemodernan.
Al-Qur'an, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, merupakan mukjizat paling besar pengaruhnya. Isinya selalu relevan dengan kehidupan, dan ilmu-ilmu yang terkandung di dalamnya merupakan anugerah bagi manusia. Salah satu kemu'jizatan (keistimewaan) Al-Qur'an yang paling utama adalah hubungannya dengan sains dan ilmu pengetahuan.
Dalam Al-Quran dituliskan asal mula kejadian alam semesta seperti yang tertulis dalam surah Fussilat ayat 11, yang berbunyi :
ثُمَّ ٱسۡتَوَىٰٓ إِلَى ٱلسَّمَآءِ وَهِيَ دُخَانٞ فَقَالَ لَهَا وَلِلۡأَرۡضِ ٱئۡتِيَا طَوۡعًا أَوۡ كَرۡهٗا قَالَتَآ أَتَيۡنَا طَآئِعِينَ
"Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit, dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: 'Datanglah kamu berdua menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa.' Keduanya menjawab: 'Kami datang dengan suka hati.'"
Buku "The First Three Minutes" karya Steven Weinberg, seorang fisikawan peraih Nobel tahun 1977, memberikan gambaran tentang penemuan kosmologi modern, baik observasional maupun teoritis. Weinberg menulis bahwa pada suatu masa, seluruh alam semesta hanya berupa sekumpulan asap dengan komposisi gas yang sangat padat dan panas. Prinsip kosmologi modern ini tidak terbantahkan, dan para ilmuwan masa kini bisa menyaksikan bintang-bintang yang kita lihat pada malam hari terbentuk dari materi asap, sebagaimana dijelaskan dalam Surah Fussilat ayat 11.
Pandangan ini sejalan dengan deskripsi dalam Al-Qur'an yang menggambarkan penciptaan langit dan bumi dari "dukhan" atau asap. Penemuan ini menguatkan keyakinan bahwa Al-Qur'an mengandung kebenaran ilmiah yang relevan sepanjang masa, dan menunjukkan betapa ilmu pengetahuan modern dapat menemukan kesesuaian dengan wahyu ilahi.
Ini adalah salah satu contoh bagaimana Al-Qur'an tidak hanya berfungsi sebagai petunjuk moral dan spiritual, tetapi juga sebagai sumber inspirasi ilmiah, yang terus menerus membuktikan relevansinya dalam berbagai aspek kehidupan manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H