Mohon tunggu...
Nurul Lailia Afida
Nurul Lailia Afida Mohon Tunggu... Lainnya - Human

History is learning media for beyond future

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ilusi

14 Januari 2021   23:14 Diperbarui: 14 Januari 2021   23:20 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Izinkan abdi menyapa
Dalam raga yang sudah pudar
Benci nan muak
Akan sulitnya diri ini
Tuk bisa menatap nyata mata indah itu


Semerbak harummu
Masih sama dengan yang lalu
Bak panah arjuna dalam hirupku
Masih abdi kenang
Hingga kerinduan mulai menyeruak


Aaahhh, waktu selalu memukuli abdi
Riak pengakuan kian menciut
Pikirku hanya berkhayal, berimajinasi
Merutuki nasib yang halai balai
Seandainya abdi dapat kembali
Merengkuh dalam penghidupan


Kasih, abdi rindu sangat akan dirimu
Beragam rasa yang abdi kenang
Bukan sebatas omong kosong

Apalah daya, abdi sudah berbeda ruang
Ditemani sang Shyam dan Sumarah
Bagai bunga teratai Ibu Kunti
Yang hanyut di aliran Gangga
Tak tahu menjalar hingga di batas mana
Tuhan, kasihanilah abdi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun