Mohon tunggu...
Nurul Afandi
Nurul Afandi Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Arab UIN Maliki Malang

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Masrohiyyah Sebagai Wadah Kreativitas Seni Mahasiswa PBA UIN Malang

10 Desember 2018   12:58 Diperbarui: 10 Desember 2018   13:04 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

"Bahasa adalah produk budaya". Ungkapan itu kerap disampaikan oleh beberapa dosen ketika mengawali sebuah perkuliahan. Definisi lain yang tersurat didalam KBBI mengenai bahasa juga sangatberagam, sehingga dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah suatu simbol atau lambang  bunyi yang digunakan oleh suatu masyarakat dalam proses berinteraksi  dan identifikasi diri.

Bahasa dan seni merupakan dua kata yang berbeda. Namun keduanya saling memiliki kesinambungan. Bahasa memegang peranan penting dalam memberikan suatu pemahaman dan pengertian terhadap suatu karya sastra. Demikian karena bahasa memiliki tugas utama dalam seni sebagai penghujjah konsep dan makna, baik secara terisrat maupun yang telah tersurat.

Oleh karena itu, tidak heran jika PBA dan BSA UIN Malang memiliki satu mata kuliah khusus dalam penyaluran bakat-bakat seni mahasiswa bahasa yang diberikan di semester 7. "Masrohiyyah". Walaupun mata kuliah tersebut di PBA hanya ditempuh selama satu semester dengan bobot 2 sks.

"Masrohiyyah" atau yang biasa disebut sebagai seni teater merupakan ajang yang bergengsi bagi mahasiswa PBA. Ditahun-tahun sebelumnya, mata kuliah ini diampu oleh dua orang dosen saja, Ustad Ubaid dan bang Susilo atau sering dipanggil dengan "bang sus". Akan tetapi, ditahun 2018, mata kuliah ini memiliki sosok dosen atau team teaching baru yang mengampu mata kuliah ini, beliau adalah ustad Hasyim.

Dengan kegigihan dan arahan-arahan kuat yang tiada henti selalu diberikan oleh ketiga dosen tersebut, akhirnya masrohiyyah PBA berlangsung sukses pada hari Selasa, 04 Desember 2018 lalu. Walaupun hujan turun dengan derasnya, kobaran semangat tak luntur, para penonton pun rela memakai jas hujan, membawa payung, dan duduk diatas kursi diantara genangan air, bahkan pementasan yang berakhir pada pukul 00.00 dini hari tak membuat penonton beranjak dari tempat duduk mereka. Acara pecah. Derai air mata bercucuran ketika ucapan selamat diberikan oleh ibu ketua jurusan, bapak sekertaris jurusan, dan dosen-dosen lain, serta beberapa penonton yang hadir.

"jangan pernah menunggu bola, tapi jemputlah bola". Ungkapan sederhana itu seringkali hinggap ditelinga. Seringkali secara bergantian ketiga dosen pengampu mata kuliah ini memberikan pesan singkat itu. Masrohiyyah adalah suatu wadah untuk berkomunikasi. Dengan adanya masrohiyyah, diharapkan mahasiswa PBA mampu memiliki keterampilan berkomunikasi yang lebih baik.

Walaupun sempat terdengar isu-isu akan dihapuskannya mata kuliah ini ditahun 2018, tapi alhamdulillah isu itu tak jadi nyata. isu beredar hanyasebatas isu. Mashrohiyyah juga sebagai ajang uji tes, seberapa kompak dan seberapa besar rasa kepemilikan kita terhadap PBA. Dan semua telah terjawab pada hari selasa kemarin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun