Mohon tunggu...
Nurul Ashri Fathia
Nurul Ashri Fathia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menjadi Bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Modul Nusantara: Bedah Film Dokumenter Cingcowong (From Sacred to Profane) bersama Vulpecula Pictures

15 Oktober 2022   23:26 Diperbarui: 15 Oktober 2022   23:41 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

   Sabtu (08/10/2022), mahasiswa kelompok 2 modul nusantara program pertukaran Universitas Pendidikan Indonesia mengikuti kegiatan bedah film bersama Vulpecula Pictures yang bekerjasama dengan prodi Film & Televisi UPI. Film dengan judul "Cingcowong (from sacred to profane)" menjadi bahan diskusi pada kegiatan bedah film ini. 

Kegiatan bedah film dilakukan di salah satu ruang perkuliahan gedung fakultas seni dan desain. Kegiatan kami awali dengan acara makan bersama kemudian dilanjutkan dengan memasuki acara inti yakni bedah film. 

Dokpri
Dokpri

     Film "Cingcowong (From sacred to profane) merupakan sebuah film dokumenter produksi Vulpecula Pictures, dimana sang sutradara merupakan almuni program studi film dan televisi Universitas Pendidikan Indonesia. 

Sehingga hal yang melatar belakangi pembuatan film ini berkaitan dengan pemenuhan kewajiban tugas akhir sang sutradara. 

Ia merupakan warga asli Kuningan sehingga menurut penuturannya, alasan ia membuat film ini adalah untuk kembali memperkenalkan kebudayaan asli Kuningan yang mulai pudar seiring berjalannya zaman.

Dokpri
Dokpri

     Film ini menceritakan tentang ritual pemanggilan hujan yang dulunya sering dilakukan oleh warga asli Kuningan. Ritual ini terjadi secara turun-temurun sehingga menjadi sebuah tradisi yang bersifat sakral.

Hal tersebut dikarenakan dalam pelaksanaannya tradisi ini melibatkan adanya makhluk halus yang kemudian dimasukkan kedalam wujud sebuah boneka.

 Boneka tersebutlah yang kemudian disebut "Cingcowong". Ritual pemanggilan hujan ini akan dipandu oleh seorang punduh atau orang yang dituakan dan memiliki kemampuan untuk melakukan ritual ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun