Para Platonian percaya bahwa dulu sekali Tuhan menciptakan manusia dengan dua pasang tangan, dua pasang kaki, dua buah kepala, namun satu hati, lalu Tuhan membelah manusia itu menjadi dua, hanya terdiri atasi satu pasang kaki, tangan, sebuah kepala, namun sepotong hati. Alasan ini sering dijadikan alasan para labil yang memutuskan membeli gantungan hati potong sebelah untuk kemudian digantungkan sebagai aksesoris kalung, handphone, dan lain-lain. Sebuah benda yang cukup berharga untuk mewakili perkataan, "hey, mana bagian diri gue sebelah lagi?"
Cinta platonik itu unik, jenis cinta ini tidak seperti kisah percintaan telenovela atau film-film drama Bolliwood, cinta platonik adalah cinta yang disimpan dalam hati lalu dilem rekat-rekat, cinta rahasia yang tidak perlu dimanifestasikan seperti cara film drama memanifestasikannya. Raditya Dika bilang ini namanya 'cinta diam-diam', Atikah sering menamainya sebagai 'love in silent postulate'', sebagian lagi menyebutnya sebagai 'cinta pra-nikah' dan para pencari Tuhan menyebutnya sebagai 'cinta Fatimah'
Plato, beberapa abad setelah kematiannya, namanya dikenang termasuk dikenang oleh para penggalau masa muda.
Amour Platonique menjadi penyakit ruwet yang sering menemani penggaluan.
Namun, ditengah kegalauan mereka, para platonian tidak akan banyak bertingkah, diam dalam sebuah quasi statis. Menyeka kebisuan dengan sebuah coretan, tinta menelurkan simbol yang bermakna dalam, menulis sebuah nama, lalu dengan sangat pelan si Platonian akan berbisik, "Mungkin aku akan sibuk memantaskan diri, bila kamu yang terbaik Tuhan pasti mempertemukan kita setelah aku menjadi lebih baik". Cinta Platonik.***
~nurulaaisyah~
23 Januari 2012. 10.57
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H