Aku tinggal di rumah mertua yang hobi sekali bercocoktanam. Halaman depan dan belakang rumah dipenuhi dengan beraneka macam jenis tanaman. Mulai dari buah2an, tanaman hias, sampai apotik hidup. Salah satu tanaman yang jadi favoritku sejak menjadi bagian dari keluarga ini pada pertengahan 2009 lalu karena  sering berbuah adalah Jambu Biji. Senang sekali rasanya menyodok-nyodok jambu yang sudah matang menggunakan galah dari bambu. Bahkan ketika tiba2 galahnya hilang entah kemana, aku yang kasak kusuk memindahkan tangga bambu  Ɣªήğ  sebelumnya bersandar di pohon mangga ke pohon jambu biji demi kesenangan memanen jambu biji yang sudah matang. Untuk kemudian diolah menjadi Jus Jambu biji yang segar untuk dikomsusi seluruh keluarga... Hm...enaknya... Sampai pada suatu hari tangga bambu yang biasa dgunakan untuk manjat pohon jambu biji tadi sudah tak bisa dinaiki lagi karena anak tangganya patah. Alhasil selama beberapa waktu ketika jambu biji berbuah kami sekeluarga cuma bisa memandanginya dari teras belakang rumah. Membiarkan jambu biji matang dipohonnya sampai akhirnya terlepas dari ranting karena semakin tua dan membusuk. Alangkah mubazirnya... Lalat buah pun asik meninggalkan titik2 hitam pada putik jambu yang masih muda karena kami tak bisa lagi membungkusnya dengan plastik. Haduuh gimana ini... Perasaanku gak  enak tiap kali memandangi pohon jambu biji di sudut halaman belakang rumah ini. Kok jadi ngerasa kufur nikmat ya? Allah dengan segala kebesarannya menganugrahi kami pohon jambu biji yang subur dan berbuah untuk kami, kok nikmat itu tidak dinikmati? Nikmat yang sudah tersaji, cuma butuh sedikit usaha untuk menikmatinya dan bersyukur atasnya. Namun terhambat oleh isu galah dan tangga sebagai dalih.. Makin dipandang makin sayang , makin putar otak cari solusi, tapi gak mau solusi yang ribet-ribet. Jawabannya ya manjat secara tradisional. Tapi batang jambu biji kan licin, jadinya merosot melulu... Dari teras belakang kupandang-pandang, makin ku pandang... Kupandang... Lha itu dia !! Aku ketemu solusinya... Jambu biji yang ranum, aku datang!!ini adalah teras belakang rumah tempat aku memandang-mandangi pohon jambu biji.. Hayooo, coba tebak gimana caranya aku bisa panen jambu biji? Banyak cara untuk Bahagia. kadang kala untuk merasakan kebahagiaan yang besar perlu dipancing dengan merasakan kebahagiaan2 kecil. Dan di sekitar kita ternyata sudah terbentang berbagai nikmat yang dapat dilihat dan dirasa bila kita mau membuka mata hati dan bersyukur. Kesenangan-kesenangan kecil yang setidaknya mencerahceriakan hari kita. Hal-hal sepele yang akan tampak luar biasa bila kita mau sedikit bergeser dari tempat semula alias merubah sudut pandang kita. Dan ketika "Law of Attraction" bicara, bukankah kebahagiaan kecil itu akan menarik lebih banyak lagi kebahagiaan... ? Baru selesai panen jambu, ternyata pohon cermei di sudut halaman depan rumah juga berbuah. Alhamdulillah... walaah... ini kaki bawaannya mau manjat aja... gimana kelanjutannya, tunggu di episode berikutnya alias postingan selanjutnya ya...hehehe...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H