Di balik jendela adalah singgasana bersahaja
tempatku melihat daun-daun berguguran
bersama berjuta cita dan impian
tempatku mendengar nyanyian merpati
bersama jeritan hati bermelodi
di balik jendela adalah singgasana bersahaja
deras hujan yang tertumpah dari perut awan
temani air duka yang bermuara di pangkuan
seiring sang surya tenggelam perlahan
wajah tertunduk pada kepatuhan
ku ingin tinggalkan singgsanaku
dan berlari menuju taman itu
bercanda dengan kupu-kupu
lalu ku kecup mawar merah jambu
kan kucipta sajak-sajak baru
dan ku sapa musafir lalu
ku kan menari dengan gaun putihku
senada desiran angin yang berlagu
namun ku tetap di sini, di singgasana bersahaja
di balik jendela duduk bermahkota
dengan matahati, nurani dan jiwa
coba ku raih berjuta bias makna
Jakarta, 05 Maret 2002
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H