Mohon tunggu...
Nurul Musyafirah
Nurul Musyafirah Mohon Tunggu... profesional -

Hi, My name is Nurul Musyafirah, and I am a Professional Master of Ceremony (MC).

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kita

11 April 2014   02:54 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:48 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kita adalah jiwa-jiwa yang terlukaPada garis takdir saling menemukanDengan perbedaan mencoba saling mengisiNamun yang terjadi kita saling menyakiti Kita adalah hati yang patah satu sayapnyaMencoba terbang dengan saling bergenggamanNamun seringnya, berbeda arah tujuanGenggaman terlepas, kita pun terhempas Untuk satu alasan kita bertahanBukan. Bukan cinta yang sempurnahanya seuntai kasih yang apa adanyaDari kepingan hati yang tersisa Mari bicara dan mendengarkanKeluhku, kesahmu, mari pahamiMimpiku, cita-citamu, mari satukanMenjadi tujuan kita, tujuan bersama Mungkin, kita tak kan pernah bisa terbang cepat dan terlalu tinggiTak peduli berapapun jarak dan waktu yang harus ditempuhMari yakinkan diri, kita pasti kan tiba di tujuan itu nanti Dan semoga, Ah… semoga..Sesampainya di sanaJemari kita masih saling bertautanAku dan kamu.Kita. (PondokLabu, 15 February 2014)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun