REPUBLIKA.CO.ID.JAKARTA.Uztad Yusuf Mansur geram dengan pemberitaan yang mengabarkan akan dievaluasinya peraturan untuk doa bagi siswa beragama Islam di sekolah pada pagi hari. Yusuf Mansurpun langsung menghubungi menteri pendidikan dan kebudayaan Anies Baswedan.
Akan tetapi ternyata pemberitaan tentang evaluasi / revisi peraturan doa sebelum belajar itu tidak benar adanya. Uztad Yusuf Mansur sempat marah setelah mendengar pemberitaan bahwa doa di sekolah akan direvisi. Dalam pemberitaan tersebut ada yang mengatakan bahwa sejumlah orang tua mengeluh terhadap tata cara doa yang dominan agama dalam proses belajar mengajar. Hal itu membuat siswa penganut agama lain menjadi tidak nyaman.
Namun semua kesalahpahaman ini sudah kelar. Menteri pendidikan dan kebudayaan Anies Baswedan sudah berkomunikasi dengan Uztad Yusuf Mansur dan mengklarifikasi bahwa pemberitaan tersebut tidak benar adanya. Uztad Yusuf Mansur meminta maaf dan menganggap bahwa ini adalah kesalahan pribadinya. Intinya Pak Anies menyatakan bahwa berita itu tidak benar dan sekolah-sekolah masih aman menjalankan kegiatan doa dan lain-lain untuk membuka dan menutup KBM. Kegiatan doa tersebuat dipersilahkan dan bahkan tetap didorong. Hanya apabila ada siswa non muslim beri haknya untuk tidak ikut. Uztad Yusuf Mansyur pun mengakui kekeliruannya karena membuat heboh netizen.
HAKIKAT SEBUAH DOA
Hakikat dari sebuah doa adalah sebagai rasa syukur hamba terhadap karunia-Nya. Dalam islam apabila akan melakukan suatu hal memang alangkah baiknya dengan berdoa misalnya ketika akan makan, minum , belajar dan lain-lain. Sedangkan di dalam non muslim jugaberdoa kepada Tuhannya. Tentunya masing-masing agama berdoa dengan caranya masing-masing. Dan kita harus toleransi antar agama. Di Sekolah biasanya berdoa dahulu sebelum dan selepas KBM. Apabila di sekolah umum seperti SD, SMP dan SMA yang peserta didik atau gurunya mempunyai kepercayaan masing-masing,tentunya kita dipersilahkan doa sesuai kepercayaan masing-masing. Dan ini temasuk bentuk toleransi beragama dalam dunia pendidikan. Apabila disekolah-sekolah agama islam maka tidak ada masalah jika doanya dipimpin dan biasanya mengenakan pengeras suara. Karena di sekolah-sekolah Islam seperti MI, MTs, dan MA tentunya semuanya beragama islam. Saya rasa di Indonesia sudah cukup toleran dalam beragama. Kesalahpahaman antara uztadz Yusuf Mansur dengan Mendikbud Anies Baswedan dapat menjadi pelajaran berharga untuk kita semua. Tentunya dalam setiap masalah akan ada hikmah yang dapat kita ambil.
AMBIL HIKMAHNYA SAJA DARI KESALAHPAHAMAN INI
Kesalahpahaman antara uztad Yusuf Mansur dengan Mendikbud Anies Baswedan agaknya cukup menghebohkan masyarakat. Ditengah banyak tanggapan yang beragam dari masyarakat ,kita ambil hikmahnya saja. Hikmah atau pelajaran yang dapat kita ambil antara lain yaitu:
1.Kita harus lebih teliti dan hati-hati dalam menerima pemberitaan dari dunia maya. Seperti kesalahpahaman ini karena sebuah pemberitaan yang tidak benar.
2.Berbesarhatilah untuk meminta maaf jika memang salah
Uztad Yusuf Mansur dapat menjadi contoh yang baik untuk kita karena beliau mengakui kesalahannya dan meminta maaf pada semuanya. Apabila kita mau berbesar hati untuk meminta maaf maka masalahpun akan lekas selesai dan tidak berkelanjutan. Kesalahpahaman yang sempat membuat heboh ini akhirnya clear,karena kedua belah pihak saling memaafkan dan tidak mempermasalahkan lagi.
3.Saling Toleransi
Toleransi itu penting untuk bisa saling menghargai perbedaan masing-masing. Setiap agama itu mempunyai pandangan dan cara beribadah yang berbeda. Akan tetapi perbedaan itu bisa hidup berdampingan di negeri kita tercinta, Indonesia.
Tentunya masih banyak lagi hikmah / pelajaran yang dapat kita ambil dari masalah ini. Tidak perlulah lagi kita mempermasalahkan masalah yang sudah clear ini. Masih ada banyak hal yang perlu dipikirkan untuk meningkatkan dunia pendidikan di Indonesia. Semboyan Indonesia yaitu Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tapi tetap satu. Jadi intinya kita harus bisa hidup damai di tengah perbedaan yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H