Mohon tunggu...
Nurul Hanifah
Nurul Hanifah Mohon Tunggu... Lainnya - Only human

Cat lovers Writing to make myself happy

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Debu pun Tak Apa

16 November 2020   12:15 Diperbarui: 16 November 2020   12:29 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terkadang pasti ada rasa iri akan kelebihan orang lain. Dan entah kenapa rasanya diri ini hanya seperti debu yang bertebaran. Seolah bermimpi menjadi batu permata. Rasanya diri ini terlalu rendah, dari puncak yang nampaknya tinggi menjulang dan berkilau. Berharap untuk sampai menggapainya. Tapi untuk apa? Seperti debu pun tak apa. Ia akan bertebaran bebas menentukan pilihannya. Mengelilingi dunia bukannya menetap seperti batu. Iri terkadang boleh. Hanya untuk motivasi diri. Kiat membangunkan potensi. Tapi tak perlu menyamai batu. Cukuplah menjadi debu yang menyucikan. Bahkan debu pun bisa menggantikan air tuk bersuci. Iri itu boleh. Itu hanyalah sifat manusiawi. Namun tentu ada batasannya. Biarlah batu menjadi batu Dan debu menjadi debu. Mereka mempunyai emas dalam dirinya masing-masing. Tak perlu membanding-bandingkan diri. Cukup jarilah dirimu sendiri. Menjaganya tetap berharga. Meski mungkin untuk dirimu saja. Lalu kilaukan emas dalam dirimu. Dan. Tersenyumlah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun