Mendekati bulan puasa Ramadhan yang hanya tinggal beberapa hari lagi, merupakan suatu moment yang sangat kita tunggu-tunggu, terutama bagi kaum hawa yang memiliki keinginan untuk mengurangi berat badan. Namun, meskipun sudah berpuasa seharian penuh selama sebulan, tetapi saat berbuka puasa dan sahur makan dengan berlebihan tetap saja tidak akan mengurangi berat badan. Salah satu pola makan sehat yang dapat diterapkan jika ingin mengurangi berat badan tanpa mengurangi asupan nutrisi untuk tubuh yaitu dengan sahur dan berbuka dengan kurma.
Kurma dianggap sebagai makanan yang ideal karena kaya akan nutrisi dan memberikan banyak manfaat kesehatan. Kurma dapat membantu menurunkan berat badan dengan cara membuang toksin, mengatur kadar glukosa darah, dan mengurangi peradangan. Hati memiliki mekanisme lain untuk menghasilkan glukosa darah.
Proses ini yang dikenal sebagai glukoneogenesis, yang menggunakan sumber-sumber karbon berupa laktat (glikolisis di dalam sel darah merah), gliserol (lipolysis triasilgliserol adipose), dan asam amino tertentu (glukogenik) sebagai substrat. Apabila glikogenolisis belum memenuhi kebutuhan glukosa, maka proses lipolysis triasilgliserida di jaringan adiposa selanjutnya akan diubah menjadi glukosa hepar, sedangkan asam lemak akan diubah menjadi ATP (Adenosine trifosfat) dan asetil KoA.
Apabila puasa berlangsung kurang dari 12 jam, maka asetil KoA yang terbentuk akan diubah menjadi benda keton di hepar dan selanjutnya dibawa ke otot untuk diubah kembali menjadi asetil KoA. Asetil KoA di otot selanjutnya akan masuk ke siklus asam sitrat menghasilkan ATP dan CO2. Apabila puasa menjadi 4-5 hari, maka penggunaan benda keton oleh otak akan meningkat. Benda keton ini digunakan otak sebagai sumber ATP.
 Proses glukoneogenesis juga menggunakan laktat yang diperoleh dari proses glikolisis di eritrosit dan kontraksi otot, dan asam amino yang berasal dari protein otot. Penggunaan bahan-bahan tersebut diikuti oleh beberapa perubahan dalam tubuh seperti pembentukan urea, perubahan massa otot dan cadangan lemak di jaringan adipose.
Metabolisme tubuh pada keadaan puasa berbeda dengan keadaan tidak puasa. Pada orang yang puasa, masukam energi dari makanan berlangsung dengan interval yang bebeda. Namun, keadaan puasa ada dua tahap atau fase yang terjadi yaitu fasting state dan fasting time. Fase fasting state adalah keadaan dimana terjadi adsorpsi karbohidrat oleh tubuh yaitu terjadi 3-6 jam setelah makan sahur.
Pada fase ini ada 2 metabolisme glukosa yang terjadi, glikolisis dan glikogenesis. Sedangkan fase fasting time adalah keadaan dimana didalam darah terjadi penurunan kadar gula yaitu terjadi 6 jam setelah makan sahur sampai saat akan berbuka puasa. Pada fase ini terjadi proses glikogenolisis. Pada keadaan inilah yang menyebabkan rasa lemas, pusing, lapar serta penurunan konsentrasi pada tubuh ketika seseorang manjalankan puasa.
Meskipun manis dan penuh karbohidrat, kurma dapat membantu menurunkan berat badan karena tinggi kadar asam lemak tak jenuh, sumber protein yang baik, sumber antioksidan serta tinggi akan serat. Serat atau karbohidrat yang bagus tidak dapat dicerna oleh manusia. Serat bekerja dalam tiga cara yang dapat menghasilkan penurunan berat badan.
Pertama, serat membantu memperlambat penyerapan makanan di usus besar, sehingga membuat Anda terus merasa kenyang untuk waktu yang lama.
Kedua, kurma dapat membantu mencegah penyerapan lemak serta yang ketiga, membantu dalam produksi asam lemak di usus, yang pada dasarnya adalah makanan ini baik untuk usus. Bakteri usus ini dapat membantu pencernaan, sehingga dapat membantu meningkatkan metabolisme.