Pada Kamis (15/08/2024), Erzaldi Rosman Gubernur Bangka Belitung periode 2017-2022, saat menghadiri dan menjadi narasumber dalam Seminar ABPEDNAS Bangka Belitung dengan tema Kolaboratif Governance dalam Penguatan Pembangunan Berkelanjutan di Desa dalam Konteks Penguatan Ekonomi Kepulauan, menekankan pentingnya kolaborasi dalam upaya menguatkan ekonomi desa. Erzaldi menyatakan rasa syukurnya karena bisa menginisiasi kolaborasi tersebut.
Dalam seminar tersebut, Erzaldi selaku Founder dari Rosman Djohan Institut menegaskan bahwa jika Badan Permusyawaratan Desa (BPD) tidak solid dan tidak bekerja sama dengan aparatur desa, maka tidak akan ada hasil yang kuat untuk masyarakat. Ia menekankan perlunya rencana yang lebih besar dan komprehensif untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan di desa-desa.
ABPEDNAS (Asosiasi Badan Permusyawaratan Desa Nasional) sebagai wadah BPD, menurut Erzaldi, memiliki kekuatan besar. Namun, seringkali kurang terjadi kolaborasi antara BPD dan aparatur desa. Erzaldi mengajak para BPD untuk lebih peka terhadap situasi dan kondisi daerah mereka serta berkontribusi secara aktif dalam membantu provinsi.
Ia menyoroti bahwa Bangka Belitung sebagai daerah kepulauan memiliki tantangan tersendiri, termasuk keterbatasan anggaran jika dibandingkan dengan provinsi lain yang memiliki wilayah daratan lebih luas. Namun, Erzaldi yakin bahwa potensi kelautan dan sumber daya lainnya di daerah kepulauan dapat dimaksimalkan melalui kolaborasi yang solid. Misalnya, desa seperti Namang yang memiliki potensi wisata dapat berkolaborasi dengan pemasok makanan laut dari desa-desa pesisir.
Erzaldi juga menekankan pentingnya adaptasi terhadap digitalisasi dalam berbagai aspek kerjasama desa. Menurutnya, pada tahun 2025-2026 mendatang, tidak boleh ada lagi BPD yang tidak menguasai teknologi digital, karena hal itu akan menyebabkan desa tertinggal dalam persaingan global.
Sebagai bagian dari upaya penguatan digitalisasi, Erzaldi mengungkapkan rencananya untuk mengirimkan satu orang dari setiap desa ke luar negeri untuk pendidikan digitalisasi, melalui program kerjasama Rosman Djohan Institut dengan berbagai universitas di Jerman, Taiwan, dan negara lainnya.
Di akhir seminar, Erzaldi mengingatkan bahwa desa-desa di Bangka Belitung tidak boleh bergantung pada bantuan luar, melainkan harus mandiri dalam menggerakkan roda perekonomian. Ia menekankan perlunya tindakan nyata dalam mengembangkan potensi desa, baik di sektor perikanan, perkebunan, pariwisata, dan lainnya.