Mohon tunggu...
Nurul Muharromah
Nurul Muharromah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Media Interaktif Pop-up Book dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Abad XXI

14 November 2023   02:36 Diperbarui: 14 November 2023   03:46 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kehidupan manusia, pendidikan dan pembelajaran merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan. Namun dalam kegiatan pembelajaran, kemampuan setiap siswa dalam memahami konsep pembelajaran berbeda-beda. Semakin banyak siswa mempelajari suatu konsep, semakin mudah pemecahan masalah dan semakin baik pembelajaran. Untuk memudahkan siswa dalam memahami konsep materi pada saat proses pembelajaran maka diperlukan media. Media sangat penting dalam proses belajar siswa karena melalui media motivasi siswa dapat lebih ditingkatkan. 

Peran motivasi dalam proses pembelajaran sangat diperlukan, karena semakin besar motivasi siswa maka semakin baik pula hasil belajar yang akan diperolehnya. Motivasi dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang dihasilkan dalam diri siswa, seperti status kesehatan, minat belajar, dan lain-lain. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar seperti guru, lingkungan (keluarga, sekolah, masyarakat), ketersediaan sarana dan prasarana, serta metode dan strategi pengajaran. 

Efektivitas media pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai siswa. Namun selain hasil belajar, keefektifan media pembelajaran juga dapat dilihat dari reaksi siswa selama proses pembelajaran. Dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat, siswa akan merasa antusias dan lebih termotivasi dalam proses pembelajaran. Penggunaan media berupa buku interaktif karena guru lebih mengandalkan buku teks seperti pop-up Book. Pop-up book adalah buku atau kartu yang gambar yang terlipat dipotong dan muncul sebagai lapisan tiga dimensi saat halaman dibuka. Pop-up book dapat memberikan visualisasi cerita yang lebih menarik, mulai dari gambar yang tampak mempunyai tampilan tiga dimensi dan dinamis, gambar yang bergerak ketika halaman dibuka atau bagian-bagiannya digerakkan sehingga dapat berbentuk sama seperti objek aslinya.

Bagi sebagian siswa peminat sejarah, belajar sejarah melalui buku sangatlah menarik, karena buku dapat dibaca kapan saja dan dimana saja, dan kalaupun lupa, informasi tersebut tetap ada di dalam buku dan tidak akan hilang. Namun sebagian siswa yang tidak tertarik dengan sejarah menganggap pembelajaran sejarah adalah kegiatan yang membosankan. Sebab selama ini ketika mempelajari sejarah pasti akan melihat buku tebal yang penuh teks dan kurang visual yang menarik. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab remaja kurang berminat mempelajari sejarah.

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia dikenal dengan teks rekon. Definisi teks rekon adalah teks yang menceritakan ulang pengalaman masa lalu secara kronologis dengan tujuan memberi informasi kepada pembaca. Bagi siswa yang tidak mengalami langsung kejadian-kejadian di masa lalu dan kurangnya motivasi belajarnya akan merasa tidak tertarik. Dengan adanya pop-up book dinilai sangat menarik bagi siswa karena menghadirkan efek visual melalui lipatan dan bentuk lainnya. Pop-up book adalah buku yang memiliki bagian bergerak atau mempunyai unsur 3 dimensi. 

Pop-up sekilas hampir mirip dengan origami, sama-sama menggunakan teknik melipat kertas Pop-up book dibuat dengan memberikan kejutan pada setiap halamannya sehingga mampu memberikan rasa kagum pada remaja saat berpindah dari satu halaman ke halaman berikutnya. Guru perlu mempertimbangkan pembelajaran yang menggunakan pop-up book karena pembelajaran ini juga berpusat pada siswanya. 

Pembuatan media pop-up book dalam kegiatan pembelajaran teks rekon dapat dimulai dengan perencanaan membuat media yang kreatif. Guru mengintruksikan siswa untuk menyiapkan perlengkapan pembuatan media berdasarkan pembagian kelompok. Kemudian membuat media sesuai dengan tema yang telah ditentukan. Proses pembuatan bisa dilakukan secara sederhana supaya siswa tidak mengalami kesulitan. Tugas ini dilakukan di kelas supaya semua anggota kelompok dapat terlibat di dalamnya. Setelah pop-up book sudah jadi, hasil tersebut dapat didemonstrasikan dan dipaparkan dihadapan teman-teman di kelas untuk melatih keterampilan berbicara dan diselingi diskusi setelahnya. Guru dapat memberikan kesimpulan dan umpan balik agar siswa lebih paham dan mengerti tentang materi pembelajaran tersebut. 

Penggunaan media pop-up book dalam pembelajaran sejarah sangat cocok untuk mengembangkan potensi siswa, selain itu media ini juga sangat praktis, menyenangkan, dan sederhana. Melalui media ini siswa dapat menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran karena adanya gambar-gambar yang disajikan.

Nurul Muharromah (Mahasiswa)

Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum (Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun