Dalam menghadapi era modern yang penuh tantangan, pengelolaan orientasi peserta didik di Sekolah Islam Terpadu (SIT) menjadi bagian strategis dalam mewujudkan pendidikan berbasis nilai. Orientasi ini dirancang untuk membantu siswa mengenal lingkungan sekolah, memahami visi, misi, dan tata nilai Islami yang menjadi landasan institusi, serta beradaptasi dengan sistem pembelajaran yang diterapkan. Melalui pendekatan yang ramah dan berbasis nilai, SIT memastikan siswa memulai perjalanan pendidikan mereka dengan pengalaman positif yang mendukung perkembangan spiritual, intelektual, dan emosional.
Proses orientasi di SIT mencakup berbagai kegiatan untuk mengenalkan siswa pada visi-misi sekolah, tata tertib, dan program pembinaan keislaman. Tujuan utamanya adalah memberikan pemahaman mendalam tentang nilai-nilai Islam seperti kejujuran, tanggung jawab, dan rasa hormat, yang menjadi pedoman dalam setiap interaksi di sekolah. Kegiatan ini tidak hanya membantu siswa menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, tetapi juga memperkuat hubungan sosial dengan teman sekelas dan guru. Melalui orientasi, siswa mulai membangun dasar karakter yang akan mendukung pembelajaran sepanjang hidup mereka.
Salah satu keunikan SIT adalah pendekatan pendidikan holistik yang mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam setiap aspek pembelajaran. Teori pendidikan holistik, seperti yang dikemukakan oleh Howard Gardner, menekankan pentingnya pengembangan berbagai aspek kecerdasan---kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam konteks ini, orientasi peserta didik dirancang tidak hanya untuk mengenalkan lingkungan fisik sekolah, tetapi juga memberikan makna pada pembelajaran melalui metode kontekstual. Siswa diajak mengaitkan nilai-nilai Islam dengan kehidupan sehari-hari, sehingga pembelajaran menjadi relevan dan aplikatif.
Pelibatan aktif guru dan orang tua menjadi elemen penting dalam proses orientasi ini. Komunikasi yang efektif antara guru, siswa, dan orang tua menciptakan lingkungan yang kondusif untuk adaptasi siswa. Program orientasi melibatkan kegiatan seperti pembelajaran berbasis proyek, permainan edukatif, dan pembiasaan ibadah yang mencerminkan nilai-nilai Islam. Kegiatan-kegiatan ini dirancang untuk mengembangkan rasa percaya diri siswa, meningkatkan kolaborasi, dan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
Melalui orientasi yang terstruktur dan berlandaskan nilai, SIT tidak hanya membekali siswa dengan pengetahuan akademik, tetapi juga dengan keterampilan hidup dan karakter Islami yang kuat. Dengan pendekatan ini, SIT berperan sebagai katalisator dalam mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga unggul dalam moralitas dan spiritualitas.
Sebagai langkah awal yang strategis, orientasi di SIT membuktikan pentingnya pengelolaan yang terencana untuk mewujudkan pendidikan yang seimbang antara duniawi dan ukhrawi. Pendekatan ini tidak hanya relevan untuk masa kini, tetapi juga menjadi fondasi bagi generasi yang siap menghadapi tantangan global dengan berpegang pada nilai-nilai Islam.
Seluruh tulisan dalam artikel ini merujuk pada Modul Ajar Part 9 Mata Kuliah Sekolah Islam Terpadu Oleh Prof. Dr. H. A. Rusdiana, M.M (https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/100464)
Profil penulis: Nurul Fauziyyah Lahir di Bandung, 15 Desember 2004. Alamat: Kp. Pasar Kidul Desa Campakamekar Kecamatan Padalarang Jawa Barat. Telp. 082129850981Â Email: fauziyyahnurul992@gmail.com Pendidikan: MI Hidayaturrohman tahun lulus 2016. MTs Persis Padalarang, tahun lulus 2019. MA Persis Padalarang, tahun lulus 2022 dan sekarang kuliah di UIN Sunan Gunung Djati Bandung Jurusan Manajemen Pendidikan Islam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H