terang fajar menyeringai dari balik ujung pantai dengan garis merah kekuningan.Â
saat itu lampu di rumah-rumah masih menyala sehabis menerangi malam gelap.Â
secarik pesan disuratkannya menuju pujangga ke sisi lain dari bumi yang dipijaknya.Â
semalam suntuk ia menulis itu.Â
pesan-pesan itu tak pernah membawa indah balasan seperti terang fajar yang bersambut dengan air di garis pantai itu.Â
pesan itu senyap,Â
kiranya, pesan itu lupa cara menemukan jalan pulang untuk berbalas.Â
kali ini nurani ikut bicara, katanya tidak perlu lagi menulis pesan.Â
ditengah malam menuju terang memancar,Â
ia bergegas menggambar peta jalan arah-arah pulang.Â