Etika Bermedia Digital
- Hati-hati dalam menyebarkan informasi pribadi (privacy) ke publik
- Gunakan etika atau norma saat berinteraksi dengan siapapun di media sosial
- Hati-hati dengan akun yang tidak di kenal
- Pastikan unggahan di akun media sosial tidak mengandung unsur SARA
- Manfaatkan media sosial untuk membangun jaringan atau relasi
- Pastikan mencantumkan sumber konten yang diunggah
- Manfaatkan media sosial untuk menunjang proses pengembangan diri
- Jangan mengunggah apapun yang belum jelas sumbernya
Tanggapan
Terkait motif, budaya digital merupakan adaptasi alami terhadap pembangunan manusia itu sendiri. Kemungkinan pengembangan berkomunikasi ketika ada penghalang jarak dan visibilitas terhadap kondisi geografis, dan komunikasi berorientasi proses komunikasi yang dimediasi.
Hal ini merupakan pengalaman pengguna mengenai perangkat komunikasi, dapat disimpulkan bahwa smartphone, komputer dan Internet dianggap sebagai Media Interaktif: komputer dianggap sebagai media komputer, sebagai kendaraan Computer Aided Manufacturing (CAM), komputer dianggap sebagai sebagai sumber informasi, bukan sekedar sarana utusan buatan manusia.
Pengguna perangkat komunikasi menafsirkan komunikasi budaya digital menunjukkan banyak arti, oleh karena itu komunikasi digital adalah bagian terpenting kesadaran ekologis komunikasi.
Menyerap dan menggunakan teknologi perangkat komunikasi yang sangat cepat dan luas dalam berbagai aspek perilaku komunikatif, agar komunikasi budaya digital dapat dipahami seperti teknologi.
Budaya digital adalah kontinum tekstual. Hal ini didukung fakta bahwa teknologi digital memungkinkan fleksibilitas dan peluang untuk pengguna untuk menambah dan mengedit teks multimedia. Ditambah lagi, ini seperti studi kasus kaskus.com telah dibahas di atas, perubahan ini mungkin berhasil Juga tidak berbahaya bagi industri media dan penggunanya.
Studi kasus ini menunjukkan bahwa bahwa budaya digital mendukung prinsip-prinsip tekstual yang bertahan lama dan terbuka masih beberapa keterbatasan. Ketika kita mengatakan bahwa budaya ini mampu untuk membuka pintu demokrasi dan kreativitas baru, budaya ini juga memberikan peluang yang lebih besar untuk penyalahgunaan teks media seperti: Peretasan, konten negatif dan terkait reputasi.
Penegasan bahwa budaya ini juga menawarkan peluang yang terbuka dan demokrasi untuk semua tidak bisa sepenuhnya setuju karena di media digital, ada jenis kontrol tertentu, meskipun tidak seketat kontrol yang diterapkan pada madia tradisional.
Terlepas dari segala keterbatasan media digital, penulis percaya bahwa media baru ini akan terus menginspirasi dan memberi harapan kepada publik menciptakan budaya media yang lebih baik.
Selain itu, perkembangan teknologi kedepannya juga akan mampu meningkatkan peluang bagi masyarakat dalam pengumpulan, pembuatan dan penyebaran informasi media. Secara optimis dapat dikatakan bahwa industri media digital akan terus menghadapi tantangan dan perubahan karena perkembangan teknologi komunikasi.