Mohon tunggu...
dodo si pahing
dodo si pahing Mohon Tunggu... Buruh - semoga rindumu masih untukku.

Keinginan manusia pasti tidak terbatas, hanya diri sendiri yang bisa mengatur bukan membatasi.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Dibutuhkan Kepercaya Diri untuk Resign

12 Maret 2021   15:53 Diperbarui: 12 Maret 2021   15:58 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : sop-perusahaan.com

Resign, diksi yang dipakai oleh karyawan yang ingin melepasakan dari ikatan kerja dengan perusahaan karena alasannya mungkin lebih  berwibawa daripada diksi keluar dari pekerjaan. 

Kata resign mungkin lebih ada unsur mengundurkan diri karena adanya keinginan sendiri tanpa ada suatu paksaan dari perusahaan. Dan pilihan itu tentunya berasal dari pertimbangan-pertimbangan yang matang. 

Mungkin juga bisa juga kata itu dipilih untuk menutupi dari kenyataan kalau perusaahaan yang menjadi sandaran pendapatan hidup karyawan mengalami kepailitan. Sehingga si karyawan lebih memilih kata resign, atau lebih lembut sedikit dirumahkan daripada mendapati dirinya dicap sebagai orang pecatan.

Bagi sebagian orang memperoleh pekerjaan adalah mendapatkan pengakuan. Dan sebagian lagi memang ingin mendapatkan pendapatan lebih, bahkan bagi sebagian lagi bekerja hanya merupakan gaya hidup. 

Masing-masing pandangan akan sangat berbeda pula dalam menyikapi pekerjaan yang sudah ada di tangannya. Ada yang sangat serius sehingga mempertahankan pekerjaan yang sudah di dapatinya dengan mati-matian, bahkan seoalh tidak rela jika posisi itu lepas darinya.  

Namun sebaliknya ada juga yang asal-asalan dengan posisi yang telah ada padanya. Dua hal yang sangat kontradiktif namun tidak jarang ditemui pada dunia kerja.

Ketika seseorang telah memperolah posisi yang sangat menjanjikan baik dari segi materi maupun kepuasan dalam batin tidak ada kata lain lagi selain akan lebih menyelami kebahagiaan bersama dengan pekerjaan itu. Bahkan tidak jarang ia rela menjadikan statusnya  sebagai istri kedua, dan pasti tahu kan itri kedua lebih disayang daripada istri pertama. hehehehehe...

Resign Sebagai Petualangan  

Karyawan yang sudah memperoleh pendapatan yang layak kemudian menyatakan resign kemungkinan sifat yang ada pada dirinya adalah petualang. Tidak semua orang berani melakukan resign kalau bekal sebagai petualang tidak ada. 

Memperoleh suasana baru, kawan baru, dan gaji yang lebih  dalam pekerjaan menjadi alasan utama. Pandangan itu syah-syah saja  manakala di tempat yang baru keprofesionalan selalu dipakai.

Bagi seseorang yang mempunyai sikap bekerja adalah pengakuan akan selalu mencari perusahaan yang benar-benar kemampuannya diakui sampai batas maksimal kekuatannya. Apakah pengakuan yang akan diujudkan berakhir pada batas harta dan kedudukan? Tidak mudah untuk menyimpulkan. Selagi sikap petualang ada maka akan selalu mencari tempat sebagai taruhan pada batas kemampuannya.

Atau suatu ketika petualang dalam dunia kerja ini melabuhkan pilihannya pada suatu saat menemui kejenuhan hingga berakhir dalam pekerjaan sendiri yang tidak lagi memungkinkan dirinya untuk resign. 

Mempunyai perusahaan sendiri, konsultan, atau penulis buku, atau menulis di kompasiana hehehehe... tentunya ide dan pengalaman yang telah dilaluinya akan berharga sebagai konsultan, penulis buku, ataupun mempunyai perusahaan sendiri.

Namun adakalanya seseorang bekerja hanya akan bekerja sesuai dengan yang diterimanya. Misalkan seseorang yang bekerja di bagian keamanan karena dia hanya merasa bahwa hidup hanya sekadar menjalani maka tiada kata lain harus menjalani profesinya dengan dedikasi yang tinggi. Sangat banyak orang yang berprinsip seperti ini. Sekali menikah, sekali mendapat pekerjaan, dan yang pasti saja mati pun hanya sekali.

Resign Mumpung Masih Muda

Fresh Graduate, good looking, smart, dan embel lain yang melekat pada karyawan muda tidak akan mengurangi keinginan untuk merencanakan pekerjaan yang lebih mencukupi di materi. Karena memang uang, materi, bonus, posisi adalah faktor yang membuat seorang ekskutif muda ingin mecoba tantangan baru. 

Di samping usia yang masih muda pastinya ingin mendapatkan keseruan-keseruan dalam hidupnya tidak hanya flat, seperti tv yang sekarang lagi booming.

Di usia muda ketika orang lain sedang susah mencari kerja sementara ada juga yang sudah mencapai suatu posisi yang bisa dibilang sebagai pengambil keputusan penting. Biasanya  godaan untuk memperoleh pengalaman baru banyak berdatangan. 

Hanya kematangan emosi orang itu sendiri yang bisa menentukan pilihannya. Dan ketika resign  sudah menjadi pilihan maka bisa dibilang orang itu sudah mulai berpetualang dalam dunia kerja.

Di perusahaan barunya apakah akan mendapakan kepuasan? Sangat relatif. Namun selagi masih muda, penampilan ada bahkan sangat terlihat enak untuk dipandang, cerdas, pintar, sangat profesional jikalau belum mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan idamannya maka bolehlah resign. Toh dengan keprcayaan diri yang tinggi akan mudah untuk mendapatkan pekerjaan, hanya dengan sedikit koneksi.

Jangan Resign Kalau Tidak Punya Kepercayan diri  

Memilih pekerjaan baru sementara pekerjaan lama pun masih dijalani akan membuat keletihan fisik maupun psikis. Tidak banyak orang yang bisa menjalani dua pekerjaan yang berbeda dalam waktu yang bersamaan bahkan atau pun dalam rentang waktu yang berbeda dalam satu hari. 

Kalau pun bisa sukses dua-duanya maka memang talenta dan kebugaran yang luar biasa telah dikaruniakan Tuhan kepadanya. Seandainya tidak bisa, maka pilihan yang bijak adalah memaksa diri untuk memilih satu pekerjaan saja.

Pilihan pekerjaan yang lebih rasional ketika usia mendekati senja dan perusahaan sudah tidak lagi mengakomodir kebahagiaan yang harus di dapat dari orang bekerja dari materi maupun posisi, dengan memperhatikan juga jika perusahaan tidak bisa berkembang  bisa dijadikan alasan untuk resign. 

Ketika di atas batas usia produktif  keberanian mengajukan pengunduran diri adalah pilihan lain karena pengembangan dirinya sudah mentok lebih baik resign.

Tentunya kepercayaan diri yang tinggi dan rasionalistis harus lebih dahulu dipunyai kalau tidak hanya akan menjadi bumerang,  maksud hati ingin mempunyai pengalaman hidup malah mendapatkan kesusahan hidup. 

Karena tidak sedikit ketika memutuskan resign belum mempunyai sama sekali pandangan pekerjaan.  Lain halnya di rumah sejak bekerja sudah mempunyai usaha sendiri maka resign bisa menjadi alternatif pilihan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun