Pengakuan akan eksistensi Ormas yang selama ini secara de jure belum memperoleh hak untuk memperpanjang aktivitasnya karena belum berizin. Tentunya sebagai Wapres dan ahli agama Kyai Ma'ruf Amin mempunyai filosofi lain. Namun sekali lagi, publik di Indonesia tidak menyukai intoleransi hidup dan berkembang.
Selain tokoh-tokoh yang saya sebutkan di atas, adalagi sesok yang sangat fenomenal di dunia perpolitikan Indonesia. Selain pernah menjabat sebagai ketua Umum partai Golkar, beliau juga pernah menjabat sebagi Wapres dua, siapa lagi kalau bukan Dr. Â Drs. H. Muhammad Jusuf kalla dan biasa dipanggil dengan Jusuf kalla. Pada statemennyabeliau menyinggung bahwa seolah-olah telah terjadi goncangan di Negara Indonesia sehingga TNI harus turun tangan. Â
Bahkan Jusuf Kalla lebih lanjut menyebutkan kalau pada diri MR adalah sosok yang kharismatik. Bukan itu saja beliau juga menyebutkan apa yang terjadi di Jakarta terutama sepak terjan Ormas yang dipimpin oleh MR dikarenakan adanya kekosongan kepemimpinan yang tidak bisa menyerap aspirasi masyarakat diri segala lapisan. Jikalau pernyataan Jusuf kalla bukan pada masa ketika negara sedang dalam situasi pandemi mungkin bisa diperdebatkan. Namun pada hakikatnya publik lebih menyoroti aktivitas MR Â dalam kondisi yang tidak tepat.
Setelah beberapa tokoh politikus yang memberikan statemen seolah berseberangan dengan kebijakan Kapolri, Pangdam Jaya bisa ditarik kesimpulan di mana posisi mereka semua. Apakah bisa dikatakan mereka telah melawan negara? Tentu saja sangat dini untuk memberikan anggapan seperti itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H