Mohon tunggu...
dodo si pahing
dodo si pahing Mohon Tunggu... Buruh - semoga rindumu masih untukku.

Keinginan manusia pasti tidak terbatas, hanya diri sendiri yang bisa mengatur bukan membatasi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ceruk pun Tak Berarti

9 November 2020   11:48 Diperbarui: 9 November 2020   12:01 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : pertiwiliana.com

kusampaikan  betapa gundahnya malamku
semenjak tak ku usap lagi larik tawamu
di antara ceruk cerita
penuh iba

Kutitip rinduku
bersama angin pagi agar ia selalu
meraba pada buhul  mimpi
mengatup pudar bayang sepi
Jika pun masih  tersisa
cukuplah kenangan itu disimpan
di pojok-pojok cerita
karena kita mungkin enggan membacanya

Kutitip hatiku
yang sudah lelah menunggu
tiap aksara  tak berlabuh
bahkan menjauh
meninggalkan sauh
hanya untuk renjana semu

kini kata tak bisa  memaknai
jumhur tak lagi sakti
henti di hulu nadi
dan  perpisahan ini
tak lebih dari kunang-kunang
di terang mentari

(Pati, 09 Nopember 2020)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun