Mohon tunggu...
dodo si pahing
dodo si pahing Mohon Tunggu... Buruh - semoga rindumu masih untukku.

Keinginan manusia pasti tidak terbatas, hanya diri sendiri yang bisa mengatur bukan membatasi.

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Kalau Bisa Beli Gawai Dua, Mengapa Tidak?

28 Oktober 2019   11:18 Diperbarui: 28 Oktober 2019   11:20 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika Anda membaca serpihan tulisan ini alat apa yang dipergunakan kompuer atau gawai (HP).  Jika sedang menggunakan gawai,  merek  apakah yang anda gunakan?  Gawai terkemuka dengan harga di atas lima jutaan. Atau gawai antah barantah, tidak terkenal denga harga di bawah dua jutaan, yang penting bisa digunakan untuk mengikuti  untuk membaca tulisan yang tidak seberapa ini  selanjutnya Anda tutup  dan mengikuti pekembangan berita terbaru.

Jika kita  para pemakai gawai sudah pada taraf mengutamakan  fungsi suatu benda, maka kesadaran untuk memiliki benda dengan barang yang memiliki imej brandit sedikit dibatasi, termasuk  memiliki gawai atau alat. Alat untuk berkomunikasi,  kalau orang banyak mengatakan ponsel atau HP.  Dengan sendirinya harga  HP yang kita miliki tidak harus selalu di atas tiga jutaan. Mengingat usia hp juga terbatas, maksimal 5 Lima tahun atau bahkan kurang dari itu. Kalau membeli hp di atas lima juta atau sepuluh juta  untuk waktu dua tahun kemudian ganti lagi, saya rasa budget orang-orang kita memang sudah  berlebih dan terbiasa dengan barang baru.

Era booming hp tahun 95-an dengan harga di atas satu juta yang hanya bisa digunakan untuk menelepon dan sms sedikit  mainan, biasanya ular dengan makan bola pada saat itu orang sudah  heboh berlomba untuk memakainya. Karena fungsinya yang sedikit, perilaku pada gawai pun  hanya terbatas pada berita antardua orang. Dan sedikit sekali yang menggunakannya untuk permainan. Dan jika ada fasilitas lain hanya bermain nada dering. Maka gawai itu bisa bertahan lama.

Setelah era BBM, hp  digunakan untuk banyak keperluan, tidak hanya untuk berkirim pesan namun sudah menjadi fungsi lebih kompleks sesuai dengan fitur yang tersedia. Terlebih masa HP dengan android, fungsinya sudah sama dengan komputer. Kemudahan-kemudahan  dalam aplikasi HP tidak hanya untuk berinteraksi, namun sudah menapak pada fungsi penjelajahan, bisnis, dan hiburan. Demikian banyak fungsi yang dimiliki oleh gawai telepon modern ini, kadang-kadang rerata pemakaiannya lebih dari  lima jam perhari.  Maka tidak aneh jika umur yang menyertainya tidak panjang.

Kalau punya uang lebih bolehlah Anda beli gawai dua, dan bukan  maksud saya mengajak anda untuk tidak setia dengan satu gawai.  Namun dengan hitung-hitungan  budget tiga jutaan kita pilih dua. Dan sudah banyak  hp original buka kardus dengan harga kurang 2 jutaaan  dengan   RAM ( Random  Access  Memory) atau tempat penyimpanan internal  di atas 30 dan minimal 2 GB. Sudah besar  untuk sekedar browsing dan bermedia sosial apalagi ditambah dengan penyimpanan eksternal. Dua gawai  bisa dimaksimalkan  kegunaannya tanpa memperkosa, tentunya masing-masing dapat digunakan secara berlebihan.  Satu gawai untuk komunikasi bertelepon, bermedsos --twitter, facebook, instagram,  dll -  satu gawai lagi untuk bisnis, musik, atau aplikasi permainan yang membutuhkan ruang besar di atas 5 GB dan tentu saja RAM lebih dari 60.

Dan pengalaman saya selama mempunyai gawai sejak era fitur permainan dari perangkat bawaan sampai gawai yang menggunakan aplikasi untuk bermain, bukan pada merek yang menjadi acuan untuk membelinya, namun lebih menekankan pada fitur-fitur  yang ada pada hp dan menimbang pada fungsi dan budget yang saya miliki. Karena kadang-kadang merek terkenal tidak menjamin usia gawai itu menjadi awet. Kadang-kadang juga dengan gawai  tidak  terkenal dengan harga  di bawah dua  jutaan lebih awet.  Atau  kata orang pas harganya pas mutunya.

Dari pada punya satu gawai  dengan harga  empat jutaan, sepuluh  jutaan, atau bahkan lebih.  Kemudian dipergunakan untuk banyak fungsi, pastilah akan cepat aus. Namanya saja barang buatan manusia ada masa edarnya, tinggal masa edar itu ingin Anda buat lama atau sebentar saja.  Pemakaian hp yang terlalu lama akan berakibat panasnya batu hp.  Jika batu hp terlalu panas maka cepat lemah, ujung-ujungnya beli batu hp baru. Kalau batu hp biasa tinggal buka penutup kemudian  ganti.  Kalau batu hp Anda ditanam atau  menyatu dengan hp? Mending beli hp baru aja daripada diservis. Karena harga batu baru dan jasa servis jika digabungkan selisihnya sedikit.

Akibat lain penggunaan gawai yang berlebihan adalah, cepat ausnya hardware. Misalnya melihat layar tidak jelas , touch screen yang tidak sensitif lagi, tempat soket yang tidak mudah dicoloki arus listrik, suara yang tidak ada, kalau semua terjadi pada satu kejadian pastilah hp Anda rusak parah. Namun ada kalanya hanya salah satu bagian yang rusak. Misalnya LCD kadang hidup kadang mati, kalau rusak model begini masih bisa diservice kan. jangan sampai gawai yang seharusnya menjadi alat untuk mempermudah urusan Anda, tiba-tiba  menjadi biang keruwetan apalagi  saat itu Anda pada situasi penting.

Memiliki hp yang selalu dalam keadaan siap adalah hal yang sangat mutlak jika Anda adalah seorang super sibuk dan lebih banyak di luar lapangan,  maka memiliki hp cadangan sepertinya wajib. Namun jika anda lebih banyak di dalam kantor dan masih bisa menggunakan komputer  untuk berselancar maka  lakukanlah.  Mengurangi penggunaan gawai untuk keperluan-keperluan yang tidak penting selain fungsi berkomunikasi maka akan  membuat hp mempunyai umur panjang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun