Mohon tunggu...
Ahmad Choliq
Ahmad Choliq Mohon Tunggu... Jurnalis - Sambal Terasi

Sambal Terasi ( Suka Membaca, menulis, terus berkreasi). Peringkat 100 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Barokah Membaca Doa Sebelum Berangkat Bekerja

26 Agustus 2024   20:20 Diperbarui: 26 Agustus 2024   21:25 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Hari ini saat aku kerja ada insiden yang menimpa diriku. Sekitar pukul 11.00 wib bosku telah sampai di Pasar Panuggalan, Pulokulon, Grobogan.
"Mas di belakang ada motor tolong singkirkan !" Kata bosku memberitahukan kepadaku."
"Oh ya bos !" sahutku singkat.
 Aku turun terlebih dahulu dari mobil bok milik bosku lalu menyingkirkan motor yang ada dibelakang mobil. Selanjutnya aku memberi aba-aba bosku untuk memundurkan mobilnya sehingga tidak menutupi jalan arah masuk ke dalam pasar. Mobil  sudah terparkir rapi di depan emperan kios yang sudah tutup disebelah kiri jalan.


Bosku mematikan mesin mobilnya lalu turun pergi menyeberangi jalan ke arah selatan menuju Toko Amin yang merupakan salah satu bakul atau pelanggan tetapnya.


Ada satu motor milik ibu-ibu yang dibelakangnya ada bronjongnya berada di didepan kios tepat mobil bosku parkir.  Pemiliknya meminta tolong saya untuk mengeluarkan motornya, dan menempatkannya di sebelah selatan jalan menuju dalam pasar.


Setelah motor saya tempatkan sesuai permintaan yang punya, lagi-lagi ada seorang ibu sudah separuh baya berbadan gemuk tiba-tiba motornya mati lalu meminta tolong saya,
" Mas tolong oglengkan motor saya !"
Kebetulan motornya adalah motor koplingan bukan  motor jenis matic. Jadi ya memang kalau distater tidak bisa, biasanya memang harus di ogleng.
"Oh nggeh bu !"


Saya kemudian menumpangi motor si ibu lalu saya coba untuk menghidupkan motornya, kulihat kontak motornya sudah terpasang, tinggal saya ogleng, baru satu kali saya ogleng dengan tenaga maksimal Alhamdulillah motor di ibu sudah berbunyi, suaranya berdering tapi berderingnya menurut saya cukup keras. Saya tidak ada pikiran motor ini sedang tidak sehat, sampai akhirnya si ibu pemilik motor mengatakan,
"Sudah bisa hidup bu motornya !"
"Sekalian parkirkan disana mas !". Sahut  sang ibu sembari jari telunjuknya ke arah seberang jalan sebelah barat. Yang posisinya adalah sebelah utara Toko Amin atau di depan pekarangan rumah adiknya ibu Amin. Kebetulan pekarangannya luas sehingga seringkali para sales memarkirkan mobilnya disitu.
"Oh nggeh bu" Jawabku menganut instruksi dari si ibu.


Selanjutnya saya injak gas, baru satu kali  tiba-tiba saja motornya lepas kendali  melaju sendiri menyeberangi jalan raya  hingga lurus terus menuju ke arah pekarangan rumah adiknya bu Amin sampai -sampai saya menjadi panik.
Bos saya yang sebelumnya masih di dalam toko bu Amin dan melihat saya melajukan motor  langsung  menarik Bronjong yang berada di motor saya untuk menahan agar motornya tidak terlalu jauh, sayangnya bos saya ikut tertarik sehingga akhirnya motor yang saya tumpangi terus melaju, saya mencoba mengerem dengan rem yang ada dibawah kaki ( rem belakang) ternyata remnya blong, ingin mengerem dengan rem depan tapi remnya tidak ada hingga akhirnya

"breeeeekkkk !!!"
 tiba-tiba saja motornya menabrak pintu belakang mobil yang terparkir di depan rumah milik adiknya ibu Amin.


Alhasil mobil tersebut mengalami goresan-goresan yang terlihat jelas akibat terkena slebor depan motor yang saya tumpangi. Nasib motornya pun juga dalam keadaan tidak baik-baik saja, alias slebor yang bagian depan terlihat  pecah dan sebagian puingnya terjatuh di tanah.
Tiba-tiba saja keadaan menjadi heboh. Beberapa pembeli dan pedagang pasar yang kebetulan saja menyaksikan langsung berkerumun mendatangi tempat kejadian perkara.


Banyak juga yang masih bertanya-tanya kepadaku bagaimana ceritanya. Akhirnya saya menjelaskan kronologi kejadiannya.
"Waduh nak-nak aku suruh parkirkan disitu motornya kok kamu tabrakan. Motorku jadi rusak nak !"  Sang ibu pemilik motor merintih mengeluarkan kekecewaannya kepadaku
" Ini motornya jenengan yang bermasalah bu, baru digas satu kok motornya malah melaju sendiri, rem depan tidak ada, rem belakang  blong lagi."Timpalku kepada sang ibu.
Si ibu diam tak kuasa menahan isak tangis.
"Kamu tidak apa-apa mas ? " Tanya seorang pedagang pasar kepadaku,
"Tidak apa-apa bu !"
"Dianya tidak kenapa-napa, mobil saya yang rusak." Sontak suara suami Ibu Amin mengagetkan saya. Tidak tahunya ia sudah berada di hadapan saya berdekatan dengan mobil."


Saya baru tahu bahwa ternyata mobil yang saya tabrak itu miliknya Ibu Amin. Mobilnya penuh dengan goresan-goresan warna hitam, untung saja tidak sampai penyok.
"Wah mohon maaf ya pak, saya juga korban, niat saya mau menolong ibu tadi untuk menaruh motornya disitu, eh motornya baru saya gas satu tiba-tiba melaju sendiri lepas kendali." Jawab saya terus terang.
"Ini motorku rusak kamu harus ganti rugi nak !" Terdengar suara si ibu pemilik motor. Kelihatannya ia masih merasa tidak terima melihat motornya saya rusakkan.


Para ibu-ibu lainnya yang mengetahui dari awal menyahuti, "Ya tidak bisa begitu, masnya  niatnya kan menolong dirimu, awalnya motormu tidak bisa dihidupkan lalu  ditolong oleh masnya bisa hidup. Ini memang motormu yang bermasalah."
Ibu yang lainnya angkat suara, "Seumpama tadi  tidak ada mobil, motornya akan terus melaju menabrak jendela kaca rumah itu."
Dalam hatiku aku bergumam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun