Oleh : Nurul Syafrida Lubis
Menurut Brent D. Ruben (dalam Sukrillah, 2012) komunikasi adalah suatu interaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan membangun hubungan sesama manusia melalui pertukaran informasi untuk  menguatkan sikap dan tingkah laku itu. Kurt Lewin adalah tokoh yg memperkenalkan Field Theory yaitu awal dari teori lingkungan dengan manusia.
Lingkungan dengan manusia merupakan hal yang saling berkaitan. Setiap manusia diharapkan memiliki pengetahuan tentang lingkungan tempat di mana ia berada, memiliki kekuatan terkait pemberdayaan lingkungan di sekitarnya, dan mampu mengubah lingkungan menjadi lebih baik. Agar manusia dapat memahami tentang hal-hal yang telah disebutkan di atas, maka diperlukan komunikasi lingkungan. Lalu apa yang dimaksud dengan komunikasi lingkungan? Komunikasi lingkungan merupakan suatu proses komunikasi yang berupaya untuk meningkatkan peran ilmu komunikasi dalam melestarikan lingkungan. Tujuannya yaitu untuk menyadarkan masyarakat agar terus menjaga lingkungan melalui penggunaan media yang dilakukan secara terencana dan strategis.
Salah satu isu lingkungan yang akan dibahas pada tulisan ini adalah mengenai sampah plastik. Menurut riset yang dilakukan University of Georgia pada tahun 2014 (Plastic waste inputs from land into the ocean, Jambeck et al, 2015), Indonesia disebut sebagai negara pembuang limbah sampah ke laut terbesar kedua di dunia setelah China. Kantong plastik diklaim sebagai penyumbang sampah terbesar. Bahkan, sampah plastik hanya akan terurai menjadi pecahan-pecahan kecil yang mengendap ke tanah dan kemudian mengalir ke laut, hal ini menyebabkan kematian hewan laut seperti penyu dan bulu babi karena mengira plastik adalah makanan mereka.
Kita sebagai anak muda yang banyak melakukan aktivitas dalam sehari-hari tidak terlepas dari kegiatan yang berhubungan dengan plastik mulai dari membeli minuman berbotol plastik, jajanan di pinggir jalan, nongkrong di cafe dengan sedotan plastik maupun belanja kebutuhan sehari-hari yang seringkali menggunakan kantong plastik.
Jika kita selalu menggunakan kantong plastik tentu jumlah sampah di bumi tidak akan berkurang, hal ini dapat membahayakan bukan hanya bagi kesehatan manusia tetapi juga untuk kelangsungan hidup hewan di laut dan juga lingkungan.
Peran komunikasi lingkungan yang dapat dilakukan agar masyarakat dapat menyadari betapa bahayanya sampah plastik adalah dengan mengkampanyekan gaya hidup minim sampah melalui penggunaan media. Berikut adalah beberapa tindakan gaya hidup minim sampah yang dapat dikampanyekan kepada masyarakat untuk mengurangi jumlah sampah plastik, yaitu:
- 1. Membawa botol minum dari rumah, ini dapat mengurangi kita membeli minuman botol plastik.
- 2. Membawa tempat makan sendiri untuk bekal atau beli jajanan, jadi kita bisa meminta kepada pedagangnya untuk mengganti kemasan plastiknya dengan tempat makan yang telah kita sediakan dari rumah.
- 3. Membawa totebag ketika sedang berbelanja, minta tolong kepada kasir untuk menjadikan totebag yang kita bawa sebagai tempat belanja, ini bakalan efektif mengurangi jumlah kantung plastik.
- 4. Membawa sedotan stainless saat bepergian kemana pun di dalam tas, hal ini penting karena berdasarkan data penelitian Divers Cleans Action, pemakaian sedotan di Indonesia setiap harinya mencapai 93,2 juta batang atau jika dibentangkan jaraknya sama seperti lima kali perjalanan pulang pergi Jakarta-Papua! Bayangkan jika setiap hari kita nongkrong masih menggunakan sedotan plastik!
Peran komunikasi lingkungan sangat diperlukan dalam hal ini. Implementasinya harus diupayakan secara terencana dan strategis sebagai bentuk partisipasi publik agar dapat mencapai keberlangsungan lingkungan yang baik. Penggunaan media massa memiliki pengaruh besar untuk mentransformasikan pengetahuan kepada masyarakat. Setelah gaya hidup minim sampah dikampanyekan, diharapkan masyarakat dapat menyelamatkan lingkungan dari sampah plastik dengan menerapkan tindakan gaya hidup minim sampah yang telah dikampanyekan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H