Mohon tunggu...
Nurul Apriany
Nurul Apriany Mohon Tunggu... Guru - Posting berbagai jenis teks

Saya merupakan alumni mahasiswa IPI Garut dan salah satu guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Islam Al-Jauhari dan SMK Santana 2 Cibatu, yang bertempat di Kabupaten Garut.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Puan

16 Juli 2021   10:07 Diperbarui: 16 Juli 2021   10:30 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puan
Begitulah
Segala bisa  segala mampu
Bahkan pundak lebih kuat dari baja

Puan
Meregang nyawa demi buah cinta
Mata panda menghiasi cermin paduka
Tubuh remuk redam hilang bentuk pudar rupa

Puan
Segala jadi tumpuan
Terlalu dan jangan adalah hal yang dibuat nyaman
Demi kapal agar tak goyah dan karam

Puan
Surga di telapak kakimu, puan
Tetapi sayang begitu mahal harga surga yang kau idamkan
Mahal, Puan!

Puan
Apakah kesengsaraan yang kau dapat warisan leluhurmu?
Sebab minta Adam memetik buah larangan, puan menjadi tumpuan kesalahan?
Sabarlah, Puan!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun