Assalamualaikum Wr Wb
hallo readers
Bgagaimana kabarnya hari ini? semoga kita semua selalu di beri kesehatan ya. Nah kembali lagi bersama saya, pada kesempatan kali ini saya ingin menulis artikel dengan tema yang tidak kalah menarik dari tema artikel saya sebelumnya.Â
Pada kesempatan kali ini saya akan bercerita tentang kisah seorang ibu rumah tangga yang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya. kalau kamu kepo dengan ceritanya, yuk simak ceritanya dengan baik ya.
Pada hari itu saya pergi ke UIN malang bersama teman saya, tidak sengaja kami mampir ke salah satu toko yang menjual keperluan sehari hari, dan kebetulan di depan toko tersebut terdapat ibu ibu yang sedang berdagang bakso kabul, lalu kami singgah untuk membelinya, setelah itu kami mengajak ibu itu untuk bercerita tentang kisah hidupya yang ia alami pada masa kini. Â
Ibu tersebut bernama ibu Sri Astuti, biasa di panggil ibu tuti. beliau seorang pedagang bakso kabul yang terletak di samping UIN malang. ibu tuti telah berusia 41 tahun jalan ke 42. ibu tersebut tinggal di daerah malang yakni di jalan sumber sari, di rumahnya ibu tersebut tinggal bersama suami dan dua orang anaknya. anak ibu tersebut yang pertama seorang laki laki, yang pada saat ini menduduki kelas 3 SMP, dan sekarang sudah lulus sekolah. dan anak ibu tuti yang kedua itu laki laki juga, sekarang masih menduduki kelas 3 SD.Â
Pada saat itu saya bertanya kepada ibunya, Â berjualan bakso kabul ini apakah sebuah pekerjaan sampingan atau bagaimana? lalu ibu nya menjawab bahwa ibu tersebut tidak mempunyai pekerjaan samping, melainkan berjualan bakso kabul tersebut ialah pekerjaan tetapnya. dan lalu saya bertanya, apakah pekerjaan ini merupakan usaha milik ibunya sendiri?Â
beliau menjawab bahwasanya pekerjaan ini punya bosnya, ia hanya sebagai karyawannya saja yang hanya menjualkan baksonya. kata beliau gerobak bakso tersebut hanya menetap di tempat itu, lalu beliau hanya mengambil baksonya kerumah pemilik usaha bakso tersebut tanpa harus ikut membuat baksonya. lalu saya bertanya, aberapa penghasilan selama perhari? lalu ibunya menjawab bahwa ia kurang mengetahui penghasilan perhari dalam berjualan bakso tersebut, dikarenakan beliau hanya mengikut kepada bosnya jadi di gaji setiap bulannya saja.
 lalu saya bertanya, berapa gaji ibu setiap bulannya, apakah netap atau tidak? ibunya menjawab bahwa gajinya tetap, dan gaji ibu tersebut sekitar tidak sampai juta.  ibu tuti telah ikut berjualan bakso kabul sudah menginjak selama 3 bulan. ya beliau ikut berjualan bakso kabul tersebut pada masa pandemi covid.
Sedangkan suami ibu tuti tersebut bekerja sebagai seorang gojek online. suami beliau juga menerima orderan gofood juga sama seperti gojek online pada umumnya. Gaji dari suami ibu tuti tersebut juga sekitar kurang dari 1 juta dalam perbulannya. tetapi kata beliat terkadang tidak tetap gajinya, dikarenkan lihat dari seberapa banyak orderan yang di terima, suami ibu tersebut karena melihat orderan dari gojek online juga sangat sedikit, maka suami ibu tersebut juga mendaftar sebagai anggota grab, supanya menambah penghasilan mereka, karna kalau dilihat dari gojek saja tidak cukup. karna biasa orderan bisa naik turun, ibarat seperti sekarang, mahasiswa pada kuliah online, jadi mahasiswa sangat sepi maka orderan pun menjadi turun. suami ibu tuti sudah menjadi seorang gojek online sekitar 3 tahun. Â
kata ibu tuti, dulu pada saat orang-orang tidak mengetahui ada gojek itu orderan sepi, nah semenjak  orang orang mengetahui gijek, orderan semakin banyak biasa pendapatan dalam sehari sebesar 400-500, tetapi begitu banyak yang mendaftar menjadi gojek, maka orderan menjadi sepi, bahkan dalam sehari mendapatkan uang 100 itu saja susah, apalagi pada saat bulan puasa, orderan sepi,Â