Mohon tunggu...
Nurul Fadhilah Nasution
Nurul Fadhilah Nasution Mohon Tunggu... Mahasiswa - Helwahh

Man jadda wa jada

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perjuangan Menjadi Seorang Santri

20 Oktober 2021   10:44 Diperbarui: 20 Oktober 2021   10:46 1047
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
setwan.jepara.go.id

Penganut agama islam terbesar adalah Indonesia, menurut etminasi berjumlah 201.867.000 jiwa, 88,2%  dari seluruh penduduk negri ini, atau 12,9% dari populasi muslim didunia. Perkembangan agama islam di indonesia sangat banyak caranya, salah satu cara yang paling masyhur ialah pondok pesantren.  Pondok pesantren merupakan perkembangan islam paling masyhur dari dulu sampai sekarang. Karena di pondok pesantren terdapat banyak santri-santriwati yang semuanya itu menganut agama islam. Maka dari itu pondok pesantren juga termasuk pusat perkembangan muslim di Indonesia.

Mengenai tentang santri, siapa sih santri itu? Nah santri adalah seorang pelajar yang datang dari berbagai kota bahkan  ada yang datang dari luar negri khusus untuk belajar menuntut ilmu tentang ilmu agama dan bertempat tinggal di pondok pesantren yang diasuh oleh para ustadz/ustadzah yang berada dipondok pesantren. Kenapa sih disebut santri?  Menurut bahasa, istilah santri berasal dari bahasa Sanskerta, "shastri" yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan. Santri dituntut bukan untuk belajar ilmu agama saja, tetapi juga tentang adab/akhlak yang baik kepada ustadz/ustadzah dan kakak-kakak senior yang diterapkan dipondok pesantren. Maka tidak asing lagi jika kita menjumpai santri di pondok pesantren yang sangat hormat dan patuh kepada ustadz-ustadzahnya dan kakak-kakak seniornya karena mereka sudah dilatih untuk membiasakan perbuatan tersebut.

Seorang santri dituntut untuk belajar agama salah satu tujuannya juga untuk bisa memenuhi pendidikan yang ada dimasyarakat, ia akan menyalurkan ilmunya kepada masyarakat yang ada dilingkungannya ketika ia pulang kerumah. Santri juga bisa mencontohkan adab yang baik kepada masyarakat sehingga ia juga menjadi tauladan dilingkungannya, nah begitu mulianya menjadi seorang santri yang bermanfaat bagi nusa dan bangsa. Tetapi menurut saya menjadi santri juga tidaklah mudah. Karena jauh dari orang tua yang membuatnya dituntut untuk menjadi mandiri, yang biasanya makan, tidur, atau aktivitas lainnya bersama keluarga, ketika menjadi seorang santri ia akan melakukan kegiatan tersebut bersama teman seperjuangannya. Dari mulai bangun tidur sampai tidur kembali ia selalu berinteraksi dengan teman atau kiyai tidak lagi dengan orang tuanya.

Begitu banyak suka dan duka menjadi seorang santri. Saya akan sedikit bercerita dari pengalaman saya menjadi seorang santri. Saya menjadi santri selama 6 tahun, mesti saya mengerti bagaimana suka dan dukanya menjadi santri. Pada saat saya menginjak kelas 1 SMP saya sudah merasakan pisah dengan orang tua, dan saya berasal dari luar provinsi saat saya mondok. Ketika pertama kali diantarkan ke pondok, saya sangat sedih karena masih kecil sudah pisah dengan orang tua. Ketika itu saya ingin menangis tetapi saya berfikir bahwa saya kepondok untuk menuntut ilmu untuk membanggakan orang tua dan menjadi tauladan yang baik, maka mau tidak mau saya harus tetap bertahan walaupun jauh dari orang tua. Nah menurut saya yang paling menyenangkan menjadi santri ialah disaat melakukan aktivitas sehari-hari selalu bersama-sama dengan teman. Dari mulai tidur bersama, makan bersama, mandi bersama, Pergi sekolah bersama, dan lain-lain. Dan ketika menjadi santri juga diajarkan hidup sederhana, semua santri yang ada dipondok pesantren dari yang ekonomi yang kurang, menengah, sampai yang tinggi semua disama ratakan, tidak ada perbedaan. Makanan nya juga semua sama, makanan yang seadanya tidak semewah yang dirumah, enak tidak enak tetap harus dimakan, tetapi itu tidak akan menjadi hambatan jika dilakukannya secara bersama-sama dengan teman. Begitu indahnya kehidupan menjadi santri.

Menjadi santri juga sangat disiplin, semua sekolah pasti menerapkan kedisiplinan kepada siswanya, tapi berbeda dengan kedisiplinan yang dilakukan para santri dipondok pesantren, rata-rata semua aktivitas dilakukan secara berbaris/mengantri. Inilah yang membuat kegiatan santri yang terlihat unik. Contohnya di pondok saya, saya yang dulu menjadi santri dari mulai bangun tidur yang lebih cepat dari pada dirumah, sehabis itu sholat shubuh berjamaah, mandi yang mengantri, makan yang mengantri, hingga membeli makanan atau jajan dikantin saja mengantri. Inilah aktivitas santri yang sangat dirindukan oleh orang-orang yang telah lulus pondok pesantren tidak merasakan lagi enaknya menyantri. Dan ini sedang saya rasakan sekarang ketika sudah lulus dari pondok, ingin rasanya menyantri kembali bersama teman-teman. Dan sebentar lagi kita akan merayakan hari santri, di hari tersebut kita mengingat bahwa santri juga ikut berijtihad untuk tanah air indonesia. Dipondok pesantren biasanya merayakan hari santri tersebut dengan membuat berbagai macam perlombaan, dan membuat acara yang sangat megah karena begitu bahagianya para santri menyambut hari santri.

Bercerita tentang hari santri, tanggal berapa sih hari santri tersebut? Nah hari santri diperingati jatuh pada tanggal 22 Oktober di setiap tahunnya. Peringatan tersebut, telah ditetapkan presiden joko widoo pada tanggal 22 Oktober 2015 diMasjid Istiqlal Jakarta. Ditetapkan pada tanggal 22 Oktober karena mengingat suatu peristiwa bersejarah yaitu seruan yang dibaca oleh Pahlawan Nasional KH. Hasyim Asy`ari pada tanggal 1945. Seruannya berisikan tentang perintah kepada umat islam agar berijtihad untuk melawan tentara sekutu yang ingin menjajah kemerdekaan indonesia. Peringatan hari santri tersebut untuk mengenang atau meneladani semangat santri berijtihad merebut serta mempertahankan kemerdekaan indonesia yang digelorakan para ulama. Santri tidak hanya diam dipondok untuk belajar agama saja tetapi mereka juga berijtihad untuk melawan penjajah yang menyerang demokrasi Indonesia.

Maka dari itu saya sangat bangga pernah menjadi santri, apalagi jika mengingat perjuangan santri dulu yang berijtihad melawan penjajah demokrasi Indonesia. Maka dari itu, bagi santri dimasa sekarang jdilah benteng untuk mempertahankan demokrasi Indonesia. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun