Mohon tunggu...
nurul amnilbariyyah
nurul amnilbariyyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

mendengarkan musik kepribadian saya tidak suka dengan keramaian

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kisah Perjuangan Ibu Panut Gulung Tikar Kini Kembali Merintis Dagangan

1 Juli 2023   18:01 Diperbarui: 1 Juli 2023   18:09 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu Panut yang tak kenal lelah dalam mencari rezeki/Dokpri

diarea tempat berjualan yang begitu luas , nyaman , bersih dan memiliki daya tarik wisatawan untuk berlibur dan berjalan-jalan saja . tempat itu bisa dijadikan kita menambah ilmu . tempat itu bernama museum bersejarah  harta peninggalan  mbah maridjan , ia berjualan buah tangan , makanan , dan minuman yang murah dan tidak menguras dompet . pendapatan penjualan didapatkan dari pengunjung museum yang mampir ke warung dagangan sederhana bantuan dari pemerintah untuk terus melanjutkan usaha dan dagangan nya tersebut. 

memori masa lalu masih terekam difikirannya yang membuat dirinya banyak mengingat kenangan saat awal mula berjualan sebelum gunung merapi meluncurkan erupsi awan panas dan melahap semua rumah  harta benda. 

meskipun keadaan mengubah segalanya , penghasilan dari jualan tak seberapa , namun kerja keras dan tekad yang bisa kita tiru ,  untuk memotivasi para anak muda, kisah insiratif  dari sosok ibu panut berusia 65  tahun perjalanan hidup dan perjuangan untuk melanjutkan hidup . 

ia menunjukkan tekad yang kuat dan komitmen yang tinggi , meskipun memulai kehidupan dari awal dengan tenaga yang seadanya keterbatasan modal dan sumber daya . sosok yang sederhana dan pekerja keras ia bisa membuktikan bahawa ia mampu menjalani perjalanan hidup yang membuat ia terus maju untuk menata hidup dan masa depan yang jauh lebih baik . 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun