Mohon tunggu...
Nurul Lutfiyah
Nurul Lutfiyah Mohon Tunggu... Lainnya - Copywriter

Saya tidak memiliki hobi menulis, tetapi pengalaman magang membawa saya menekuni bidang ini.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Simbol Bunga Krisan di Film "Curse of The Golden Flower"

10 Mei 2024   11:57 Diperbarui: 10 Mei 2024   11:57 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: "Curse of The Golden Flower"

Film Curse of The Golden Flower merupakan adaptasi dari drama Thunderstorm. dari drama Thunderstorm. Rilis tahun 2006, film ini disutradarai oleh Zhang Yimou dan berhasil memenangkan nominasi pemeran wanita terbaik, kostum dan tata rias terbaik, serta lagu orisinil terbaik pada Penghargaan Film Hongkong ke-26 tahun 2007. Mengambil latar waktu era Dinasti Tang 928 Masehi, Curse of The Golden Flower menceritakan Kaisar Ping yang menikahi permaisuri kerajaan lain. Namun, terdapat masalah diawali dengan penyakit permaisuri yang tidak kunjung sembuh selama 10 tahun. Obat yang diberi ternyata mengandung jamur hitam persia yang berbahaya bagi manusia. Terjadilah peperangan antara Kaisar Ping dan putra kandung permaisuri saat Perayaan Festival Bunga Krisan. Hal menarik dari film ini terletak pada unsur ekstrinsik dengan pemakaian simbol melalui bunga krisan. Bunga krisan yang lebih dikenal dengan bunga seruni di Indonesia ternyata memiliki banyak makna dalam kebudayaan Cina. Simak informasi selengkapnya mengenai simbol bunga krisan di Film Curse of The Golden Flower sebagai pelajaran hidup. 

1. Simbol Masa Kejayaan dari Warna Emas pada Bunga Krisan 

Di Cina, bunga krisan mekar pada musim gugur, tepatnya di bulan kesembilan dalam kalender Cina. Bunga krisan yang memiliki corak warna emas melambangkan kejayaan pada masa tersebut. Ini berdasarkan latar waktu pada Dinasti Tang yang sedang mencapai puncak kejayaannya. Banyak perabotan hingga aksesoris dalam kerajaan memiliki dominan warna emas. Pada masa kejayaan seharusnya diikuti dengan tanda kebahagiaan pada hubungan Kaisar dan Permaisuri. Akan tetapi, berbagai konflik justru menyelimuti anggota keluarga kerajaan tersebut. 

2. Corak Bunga Krisan tanda Kematian

Sang Permaisuri mengidap penyakit anemia yang tidak kunjung sembuh meski mengkonsumsi obat dengan rutin. Bukannya ucapan cepat sembuh yang diberikan, Kaisar malah mencampur obat dengan jamur hitam persia. Dari situlah Permaisuri menyuruh putra kandungnya untuk melakukan pemberontakan. Lewat hal tersebut, simbol bunga krisan ini terdapat pada bordiran kain yang dikenakan oleh Permaisuri. Secara jelas Sang Permaisuri siap membawa kematian kepada kaisar yang memberikan bentuk perhatian palsu kepada dirinya. Peperangan pun tidak terelakkan antara Kaisar dan anak kandung Permaisuri yang bernama Pangeran Jai.

3. Motif Terselubung dari Bunga Emas untuk Membunuh

Berakhirnya peperangan tidak serta merta membuat Permaisuri bebas dari obat mematikan. Sang Kaisar secara langsung memaksanya untuk meminum obat. Namun, Permaisuri menolaknya dengan menghempaskan baki dengan kencang, obat itu pun tumpah hingga mengenai meja. Dengan cepat cairan obat tersebut melelehkan ukiran emas pada meja dan membentuk motif bunga krisan. Simbol bunga krisan dalam adegan ini adalah terkuaknya niat Kaisar yang ingin membunuh permaisuri. Obat yang diberikannya tidak mendatangkan kesembuhan tetapi mendekatkan Permaisuri pada kematian. 

4. Bunga Krisan dengan Daun Maple Melambangkan Keutuhan 

Dalam Kebudayaan Cina, simbol bunga krisan dengan daun maple melambangkan keutuhan. Keutuhan ini meliputi kesetiaan dan keabadian dalam suatu hal seperti hubungan. Berbanding terbalik dengan simbol bunga krisan itu, Film Curse of The Golden Flower memperlihatkan ketidakutuhan pada keluarga kerajaan Dinasti Tang. Kerajaan itu terbagi menjadi dua kubu yaitu Kaisar dan permaisuri dengan anaknya masing-masing. Konflik yang tidak terelakkan itu memunculkan peperangan yang sengit. Pada akhir film pun, seluruh anak Kaisar meninggal akibat peperangan yang terjadi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun