Mohon tunggu...
Nurul Nimah
Nurul Nimah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Nurul Ni'mah lahir di Serang pada tanggal 05 Juni 2005. Ia merupakan anak ke 1 dari 3 bersaudara. Perempuan yang sering disapa Nurul ini, sejak kecil memiliki minat besar pada dunia literasi, terutama membaca novel dan komik. Saat ini sedang menempuh pendidikan S1 di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Sultan Agung Semarang. Dosen Pengampu Dr. Hj. Ira Alia Maerani, S.H., M.H.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Meningkatkan Toleransi Beragama di Tengah Multikulturalisme Berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa

28 Desember 2024   14:04 Diperbarui: 28 Desember 2024   14:44 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi Keberagaman Agama di Indonesia   (Sumber: Kompasiana)

Indonesia merupakan Negara agama, hal ini terlihat dengan adanya 6 agama resmi yang telah diakui oleh pemerintah negara Indonesia. Agama tersebut adalah Islam, Kristen Protestan, Katolik, Konghuchu, Hindhu, dan Budha. Keberagaman agama menjadi salah satu simbol persatuan Indonesia. Prinsip Bhinneka Tunggal Ika mengajarkan bahwa meskipun berbeda, masyarakat Indonesia tetap bersatu dalam keberagaman. Ini menjadikan bangsa Indonesia sebagai salah satu contoh nyata masyarakat multikulturalisme yang hidup berdampingan. Keberagaman agama yang dimiliki oleh bangsa Indonesia bisa berdampak positif maupun negatif tergantung bagaimana kita sebagai masyarakat menanggapinya. Namun hal ini dapat dirangkai dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Keberagaman agama yang ada Indonesia merupakan fenomena yang unik, seharusnya kita sebagai masyarakat Indonesia bangga akan hal itu. keberagaman adalah realita yang tidak perlu dipermasalahkan, tetapi sesuatu yang harus dikemas dengan sikap yang indah seperti toleransi dan pluralisme.

Pancasila dengan sila pertama "Ketuhanan yang Maha Esa" mencerminkan bahwa kita, masyarakat Indonesia harus toleransi terhadap keberagaman agama dan kepercayaan. Hal ini juga tertuang pada Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 29 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya. Namun pada implementasinya, faktanya hal bertolak belakang yang ditemukan di lapangan.

Sebagai negara yang memiliki keberagaman agama, Indonesia pastinya memiliki tantangan tersendiri dalam menghadapi hal tersebut. Salah satu konflik antar agama yang sering terjadi adalah intoleransi. Intoleransi adalah paham atau pandangan yang mengabaikan seluruh nilai-nilai dalam toleransi. Beberapa kelompok agama masih mengalami diskriminasi dalam kehidupan sehari-hari, entah itu dalam bentuk pembatasan dalam beribadah atau akses terhadap hak tertentu. Tindakan intoleransi ini memperlemah semangat persatuan dan menciptakan rasa ketidakadilan. Tantangan ini semakin kompleks di era globalisasi dan digitalisasi, di mana konflik berbasis agama dapat dengan mudah diperburuk oleh informasi yang tidak benar. Konten provokatif yang menyasar keyakinan tertentu sering kali memicu konflik dan memperburuk hubungan antar umat beragama.

Disamping memberikan dampak positif, keberagaman agama juga dapat menimbulkan konflik dan perpecahan di antara berbagai kelompok masyarakat. Untuk meningkatkan toleransi dalam beragama diperlukan langkah-langkah strategis seperti:

  • Meningkatkan dialog antaragama untuk membangun pemahaman bersama. Adanya komunikasi antar umat beragama bisa menjadi solusi yang tepat karena masyarakat bisa saling memahami agama satu dengan yang lain, menghilangkan prasangka buruk tentang agama lain serta akan terjalinnya silaturahmi yang erat antar umat beragama.
  •  Memperkuat peran tokoh agama dalam menyampaikan pesan damai dan toleransi. Sebagai pemuka agama sudah seharusnya mereka mengajarkan dan membimbing umatnya serta masyarakat menuju kebaikan, dengan adanya kajian dan dakwah yang menyampaikan tentang pentingnya toleransi dan menghormati masyarakat akan lebih memahami tentang pentingnya toleransi.
  • Mengintegrasikan pendidikan toleransi dalam kurikulum sekolah. Penanaman sifat menghargai dan menghormati antar sesama sejak dini sangat penting bagi kehidupan anak secara berkelanjutan, karena anak yang telah dibekali dengan pemahamanan akan hal ini akan memiliki tingkat solidaritas yang tinggi.   
  • Masyarakat didorong untuk saling menghormati dan memahami perbedaan. Masyarakat merupakan kunci yang memegang suatu negara itu termasuk negara toleransi atau intoleransi. Oleh karena itu, sebagai masyarakat yang baik kita harus saling mengingatkan antar sesama bahwa pebedaan bukanlah tantangan melainkan kekakayan yang harus kita syukuri.

Keberagaman agama akan menjadi kekuatan bagi bangsa Indonesia jika dikelola dengan bijak. Melalui pengamalan nilai-nilai Pancasila, khususnya "Ketuhanan Yang Maha Esa", Indonesia dapat menjadikan perbedaan ini sebagai pilar persatuan dan modal untuk membangun harmoni sosial yang kokoh di masayarakat.

Allah SWT berfirman dalam al- Qu'an surah Yunus ayat 99:

وَلَوْ شَاۤءَ رَبُّكَ لَاٰمَنَ مَنْ فِى الْاَرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيْعًاۗ اَفَاَنْتَ تُكْرِهُ النَّاسَ حَتّٰى يَكُوْنُوْا مُؤْمِنِيْنَ

Artinya: "Seandainya Tuhanmu menghendaki, tentulah semua orang di bumi seluruhnya beriman. Apakah engkau (Nabi Muhammad) akan memaksa manusia hingga mereka menjadi orang-orang mukmin?" (QS. Yunus: 99).

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah tidak pernah memaksakan hambanya untuk memeluk agama islam dan tidak ada paksaan dalam memeluk agama islam. Ini menunjukkan bahwa manusia memiliki kebebasan untuk memilih jalan hidupnya. Kita tidak boleh memaksa umat lain untuk beragama sama seperti kita. Sebagai masyarakat beragama kita harus menghormati dan menghargai umat agama yang lain karena tiap-tiap agama tidak pernah mengajarkan hal yang buruk. Setiap agama memiliki ajarannya masing-masing tentang moralitas, kasih sayang, dan hubungan manusia dengan Tuhan hal ini memperkaya khazanah spiritual bangsa.

Toleransi beragama membutuhkan kerja sama dari semua pihak, mulai dari pemerintah, tokoh agama, lembaga pendidikan, hingga masyarakat umum. Jika salah satunya intoleransi maka toleransi dalam beragama tidak akan terwujud. Keberagaman merupakan potensi besar karena mencerminkan kekayaan budaya, tradisi, dan nilai-nilai spiritual yang berkontribusi pada identitas bangsa. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita bangga akan hal itu. Dengan menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam sila pertama yaitu "Ketuhanan yang Maha Esa" masyarakat Indonesia dapat hidup harmonis dalam keberagaman. Toleransi bukan hanya sikap, melainkan bentuk pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun