Tidak dapat dihindari, makanan menjadi sumber pokok keberlangsungan hidup setiap manusia. Semakin berkembangnya zaman semakin bervariasi pula aneka makanan dan kemasan yang di olah oleh produsen. Tumpukan sampah akan meningkat seiring dengan pertumbungan jumlah penduduk dan pola konsumsi masyarakat. Hal ini menjadi salah satu concern tentang bagaimana caranya menjaga lingkungan hidup yang sehat dengan tantangan yang sungguh luar biasa kedepannya. Di Surabaya, berdasarkan dari data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) pada tahun 2023, volume sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo sekitas 1.600 ton per hari, dari sampah tersebut 60% di dominasi oleh organik sementara sisanya sampah anorganik.Â
Pada periode November - Desember 2023, Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di RW 02 Keputih, Kecamatan Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur. Mahasiswa pekerja UNTAG Surabaya memprogram KKN Non Reguler yang telah disediakan oleh pihak LPPM UNTAG Surabaya.Â
KKN NR 05 - Kelompok 13 terdiri dari beberapa mahasiswa, salah satunya Nurul Qomaria (Prodi Manajemen), Angeline Putri Agatha (Prodi Ekonomi Pembangunan), Ghama Ilham Ardiansyah (Prodi Psikologi). Dengan Program Kerja Potensi Budidaya Maggot sebagai Solusi Hempas Sampah Organik dan Penghasil Rupiah RW 02 Keputih, Kecamatan Sukolilo sebagai pengolola yaitu Bapak Abidin selaku Ketua RT.01 Keputih. Kegiatan ini dibimbing oleh Ibu Rahma Kusumandari, S.Psi., M.Psi. Psikolog sebagai Dosen Pendamping Lapangan (DPL)
Sabtu (4/11), Â Kami survey lokasi dengan melakukan pendataan usaha dari berbagai mitra dagang pada daerah RW 02 Keputih. Salah satunya yaitu kepada Bapak Abidin selaku ketua RT 01 Keputih, dimana beliau beserta karang taruna telah melakukan budidaya maggot sebelumnya, budidaya maggot yang dihasilkan pada saat itu sangat menggiurkan karena luasnya relasi yang dimiliki dan potensi dari budidaya maggot itu sendiri. Akan tetapi sangat disayangkan budidaya maggot ini terhenti dikarenakan lahan yang tidak tetap dan fasilitas yang kurang memadai.Â
Minggu (12/11), Koordinasi dengan ketua RW 02 Keputih mengenai penempatan lahan yang tepat untuk budidaya maggot. Kami sepakat akan menempatkannya di Posko RW yang digunakan juga sebagai tempat bank sampah. Hal ini secara tidak langsung membuka lebar kesempatan bagi kami untuk melakukan budidaya maggot kembali aktif karena selain sebagai penghasil rupiah yang dimanfaatkan untuk kebutuhan kampung, budidaya ini juga bertujuan untuk menjaga lingkungan sekitar RW 02 tetap asri, bebas dari sampah organik atau anorganik berserakan karena akan langsung dialihkan sebagai pakan maggot dari budidaya tersebut.Â
Yuk mulai mengolah sampah organik menggunakan alat BSF ini, selain memiliki nilai ekonomi yang tinggi, kita juga berkontribusi terhadap kelestarian bumi tercinta..Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H