Buku ini sudah lama saya beli bersamaan dengan dua buku lainnya. Class Generator dan novel Anomali Hati. Ditulis oleh penulis yang sama yaitu Lubis Grafura dan Ari Wijayanti. Berbeda dengan buku pembangkit kelas yang sudah saya review, buku ini agak lama karena berminggu-minggu dipinjam putri saya di pesantrennya. Uniknya, tak cukup hanya ia sendiri yang membaca, belakangan saya ketahui, yang turut melahap isinya adalah teman-teman dan kakak seniornya di asrama.
Meski pada akhirnya kembali lagi pada saya dalam keadaan lecek, saya tidak marah. Paling tidak telah berhasil menularkan virus membaca pada sekumpulan anak usia remaja itu. Saya pun mulai "berpetualang" bersama buku ini. Baby Rausyan, kakak dan abangnya kebetulan sedang asyik bermain dengan sang ayah di akhir pekan, seakan memberikan semacam me time untuk saya.
Buku ini bisa disebut buku anti-mainstream. Tak seperti buku-buku motivasi lainnya yang ditulis runtut, buku ini meminta pembaca memerhatikan secara acak, loncat-loncat sesuai dengan perasaan hati yang mulai merasakan motivasi. Misalnya jika telah tergerakkan, penulis malah menginstruksikan pembaca menutup buku dan mulai melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk perubahan diri ke arah yang lebih positif.Â
Kutipan-kutipan menarik bertebaran di seluruh buku ini. Dari tokoh-tokoh arab sampai barat bahkan dari negeri sendiri. Seperti kutipan yang telah lama menjadi favorit saya,"Anda mungkin tidak dapat mengendalikan keadaan. Namun Anda dapat mengendalikan pikiran sendiri. Pikiran positif menghasilkan perbuatan dan hasil yang positif." Kutipan masyhur karya motivator dunia dari Mesir, Ibrahim El Fiky.Â
Untuk memacu gairah membaca, penulis juga memetik quote menarik dari Ray Bradbury, sastrawan Amerika Serikat. "Tidak perlu membakar buku untuk menghancurkan suatu bangsa. Hal yang perlu dilakukan cukup membuat orang-orangnya berhenti membaca." Ini dirasakan cukup menohok dan menjadi tanggung jawab bersama, mengingat Indonesia berada pada rangking ke-60 dari 61 negara yang diukur kemampuan literasinya oleh UNESCO empat tahun yang lalu.Â
Buku ini begitu mencerahkan, mengajak segmennya yaitu generasi muda untuk mau "keluar" menangkap peluang yang ada dan menjadikannya sesuatu yang berharga. Misalnya, menghasilkan uang itu tak harus menunggu sekolah atau kuliah selesai. Tapi bisa sambil jalan. Maka dari itu mesti jeli membaca peluang pasar dan memulai berwirausaha sejak masa menuntut ilmu.Â
Becermin dari Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti yang bahkan baru saja mengikuti ujian Paket C agar mendapat ijazah setara SMA. Padahal ia sudah mendapatkan gelar doktor honoris causa karena prestasinya di bidang yang dipimpinnya. Semangat dan kegigihan menjadi pengusaha di bidang penerbangan patut diteladani. Â
Buku ini bisa direkomendasikan untuk Anda yang sedang galau. Merasa tidak produktif dan sulit keluar dari pikiran negatif. Di akhir halaman, penulis mencantumkan kata-kata, "Tutup buku ini dan buka kembali saat kamu membutuhkannya." Ini artinya memang ada saat-saat semangat dan motivasi itu naik dan turun. Untuk itu penting untuk dinyalakan atau dibakar agar kembali bersemangat dan termotivasi. So, let's turn on your motivation!
Salam literasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H