Mohon tunggu...
Nurhilmiyah
Nurhilmiyah Mohon Tunggu... Penulis - Bloger di Medan

Mom blogger

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jika Ibu Biarkan Anak Dicabuli, Kemana Lagi Surga akan Dicari

10 Januari 2018   17:53 Diperbarui: 11 Januari 2018   00:50 1099
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Google

Marah, benci, kaget, sedih dan prihatin menonton berita di televisi tentang tengah viralnya video asusila bocah-bocah laki-laki usia 10-12 tahun dengan wanita dewasa. Kabarnya keenam pelaku pembuatan rekaman video tak layak tonton ini adalah orang-orang dewasa. 

Rinciannya, satu orang laki-laki sebagai pengambil gambar dan sutradaranya, dua orang wanita selaku pemandu adegan sekaligus perekrut pemeran anak-anak, dua orang wanita yang diduga bertugas mencari pemain wanita dewasanya dan satu orang wanita. Yang disebut terakhir ini adalah ibu kandung salah seorang anak yang dijadikan pemeran adegan mesum dalam video.

Secara hukum, pasal-pasal dari tiga undang-undang mengancam mereka berenam. UU Perlindungan Anak, UU Pornografi dan UU ITE. Adapun terhadap anak-anak korban eksploitasi pedofil, KPAI akan merehabilitasi trauma psikis yang pastinya merusak psikologi mereka sebagai anak-anak.

Mengetahui bahwa ibunya turut hadir dalam lokasi ruangan yang belakangan diketahui polisi merupakan kamar hotel, rasanya miris sekali. Seorang ibu dengan segala atribut kemuliaannya karena telah begitu berjasa menjadi penyebab lahirnya anak ke dunia, menyusui, merawat dan membesarkannya, justru malah memerintah dan memaksa anak laki-lakinya sendiri untuk berbuat tak senonoh demi sejumlah uang. Si anak sampai menangis minta berhenti karena kelelahan, tak  bertenaga lagi.

Ibu macam apa yang tega melakukan hal ini pada anak yang hadir dari rahimnya sendiri. Kala bayi, digigit nyamuk pun tak rela, namun saat usia anak-anak malah dieksploitasi untuk kepentingan jaringan predator anak, sindikat industri seks internasional, demikian sinyalemen polisi. Beragam faktor bisa menjadi sebab terjadinya kasus seperti ini. Faktor kesulitan ekonomi, rendahnya pendidikan, kurangnya pengamalan nilai-nilai religius, kerasnya lingkungan, dan sebagainya.

Benarlah sabda Rasulullah SAW, bahwa kefakiran hampir dekat dengan kekufuran. Kufur secara etimologi berarti mengingkari. Mendustakan aturan Allah tentang pengasuhan anak, tidak memenuhi kewajiban mendidik anak sebagaimanamestinya. Sekuat tenaga dianjurkan berusaha agar terhindar dari kemiskinan. Agar hidup lebih bermartabat dan memiliki harga diri. 

Ah, adakah surga di bawah telapak kaki ibu pada kasus di atas. Kiasan mulia yang disematkan Rasulullah SAW pada seorang ibu yang mencintai anak-anaknya sepenuh hati. Artinya, patuh dan ridha akan perintahnya berbalas dengan surga. Namun, jika ibu sampai hati membiarkan bahkan menyuruh anaknya berbuat cela, tidakkah neraka yang ia beri untuk anaknya? Lalu, kemana lagi surga akan dicari?

Salam literasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun