Alasan sederhana mengapa sebagian Masyarakat khususnya anak muda kalangan menengah memiliki sikap hedonisme adalah karena mereka tidak mau direndahkan.Â
Dengan berpenampilan mewah dan menggunakan barang-barang branded rasa percaya diri bisa tumbuh, dan mereka akan mendapatkan perhatian lebih dari orang lain.Â
Begitupun sebaliknya, ketika berpenampilan biasa-biasa saja mereka merasa rendah diri dan tidak pantas untuk apapun.
Sejalan dengan masifnya penggunaan media sosial, status sosial pun menjadi sangat penting. Semua orang berlomba-lomba menunjukkan pekerjaan hebat, rumah mewah, hubungan romantis, serta kehidupan yang selalu enak dan bahagia.Â
Itulah yang sebenarnya dikejar oleh para pelaku hedonisme. Mereka memandang kebahagian adalah segalanya. Mereka yakin bahwa status sosial yang terlihat bagus akan menjamin 1 hal, yaitu tidak akan ada seorang pun yang berani merendahkan.
Pertanyaannya sekarang adalah apakah semua itu benar? Apakah kita hanya akan dihormati dan dihargai ketika kita memiliki status sosial yang tinggi? Jawabannya, ya benar.Â
Tidak ada alasan pasti mengapa persepsi ini bisa dibenarkan, karena memang itulah yang terjadi di kehidupan kita saat ini. Yang kaya akan dihargai dan yang miskin akan direndahkan.
Lantas, ketika saat ini status sosial kita sedang rendah, apakah kita harus berpura-pura menjadi kaya hanya untuk dihargai? Apakah perlu kita pinjam uang sana sini dan bersikap hedonisme supaya tidak direndahkan? Tentu saja tidak.Â
Penampilan menarik memang akan membuat orang lain melirik, tetapi itu bukanlah segalanya. Untuk bertahan di dunia yang kejam ini kita hanya memerlukan 1 hal, yaitu mental yang kuat.
Mereka yang status sosialnya rendah tetapi tetap apa adanya, berpenampilan sesuai kemampuan dan tidak bersikap hedonisme bisa bertahan karena mereka memiliki mental yang kuat.
Mental kuat inilah yang membawa mereka pada kepercayaan diri, kesederhanaan, dan rasa syukur. Mereka yakin bahwa nilai seseorang tidak terletak pada pakaian yang digunakan ataupun handpone yang dibawa setiap hari, melainkan pada sikap dan karakter.Â