Mohon tunggu...
Nurtsana Daniswari
Nurtsana Daniswari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang sedang menjalankan studinya di bidang Pariwisata yang senang mencoba hal baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Benarkah Bukittinggi Rawan Bencana Tanah Longsor? Ayo Cari Tahu!

5 April 2024   09:41 Diperbarui: 5 April 2024   10:04 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukittinggi yang dikenal sebagai jantung budaya Minangkabau ternyata termasuk ke dalam wilayah yang rawan bencana tanah longsor. Hal ini dibuktikan pada tabel tingkat ancaman serta tafsiran kerugian material dan fisik terhadap bencana tanah longsor, Bukittinggi termasuk ke dalam kabupaten atau kota yang menyandang ancaman tinggi terhadap bencana tanah longsor. Mari kita cari tahu penyebab Bukittinggi menyandang ancaman tinggi terhadap bencana longsor!

Bukittinggi memiliki topografi yang bergelombang disertai lereng -- lereng curam dan berbukit, hal ini meningkatkan risiko terjadinya bencana tanah longsor terutama saat musim hujan yang intens. Topografi Bukittingii dikelilingi dengan perbukitan yang menjulang disertai dengan tanah yang lunak, curam, dan tidak stabil mengakibatkan dengan mudahnya tanah tergelincir, terutama ketika terkena tekanan tambahan dari hujan yang berkepanjangan atau gempa bumi. Terdapat faktor alamiah lainnya yaitu curah hujan yang tinggi selama musim hujan yang dapat membuat tanah menjadi jenuh air, mengurangi daya dukungnya dan memicu longsor.

Selain topografi yang bergelombang dan curah hujan tinggi, penyebab lain Bukittinggi rawan dengan bencana tanah longsor adalah aktivitas manusia. Aktivitas manusia yang meningkatkan ancaman Bukittinggi terhadap bencana tanah longsor yaitu deforestasi yaitu penebangan hutan secara besar -- besaran dengan tujuan perluasan pemukiman atau pembukaan lahan pertanian ini mengakibatkan penurunan ketahanan tanah terhadap erosi dan longsor. Kegiatan pembangunan bangunan yang dilakukan di lereng curam juga menurunkan stabilitas tanah dan meningkatkan risiko bencana tanah longsor.

Berkaitan dengan tingginya ancaman terhadap bencana tanah longsor di Bukittinggi perlu adanya langkah mitigasi dan pencegahan yang harus dilakukan. Hal pertama yang dapat dilakukan yaitu melakukan pemetaan risiko longsor guna mengidentifikasi daerah yang rentan dengan  melibatkan peggunaan teknologi seperti pemantauan satelit dan sistem informasi geografis untuk memetakan daerah yang rentan terhadap bencana tanah longsor lalu menetapkan strategi mitigasi yang sesuai.

Untuk memperkuat daya dukung tanah dan mengurangi erosi, perlu dilakukan upaya konservasi dan rehabilitasi lingkungan seperti dilakukan penghijauan, restorasi hutan dan penanaman vegetasi di lereng yang curam. Selain itu, juga dapat dilakukan penguatan infrastruktur pendukung seperti pembangunan tanggul, dinding penahan, dan sistem drainase yang baik untuk mengurangi risiko bencana tanah longsor.

Pemberdayaan masyarakat lokal pun perlu dilakukan agar terciptanya keselarasan demi mengurangi risiko bencana tanah longsor di Bukittinggi  dapat dilakukan dengan cara memberikan program penyuluhan tentang bahaya longsor, tanda peringatan dini, serta prosedur evakuasi yang tepat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana tanah longsor di Bukittinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun