"Jika orang kaya, penguasa dan orang kuat menghadap saya, maka ia akan jadi lemah di hadapanku, insya Allah. Â Jika orang miskin dan duafa menghadap saya, maka ia akan jadi kuat, insya Allah". Â Begitulah sebagian pidato Abu Bakar Siddiq ketika baru dilantik menjadi khalifah. "Jika saya mengikuti hukum Allah, bantulah saya. Â Dan jika saya melenceng dari hukum Allah, perangi saya, luruskan saya dengan pedang" Â itu kata Umar ra ketika baru dilantik menjadi khalifah.
Hancurnya negara, hancurnya agama, adalah ketika hukum hanya berlaku bagi orang2 tak berdaya. Â Ketika orang kaya melanggar hukum, maka penguasa berlagak bego (bahlul). Â Hal demikian bukan dominasi Arab Saudi dalam menghukum mati para TKW yang lemah. Â Kalau mau menghukum mati mestinya diteliti dulu, mengapa TKW membunuh majikan, kalau majikannya yang kejam, maka TKW itu harus bebas tanpa syarat. Â Kalau kejadian berlaku sebaliknya maka perangi sampai ia sadar kembali ke hukum Islam yang Asli. Â kalau hukum Islam hanya diberlakukan hanya untuk orang miskin, maka beginilah jadinya. Â Negara jadi lemah, koruptor jadi merajalela. Â Begitu juga agama, Islam jadi bulan2an karena hukum hanya diberlakukan bagi kaum duafa.
Para sahabat Nabi tahu betul bagaimana menegakkan keadilan. Â Mereka ingat ketika Nabi Muhammad SAW berkata, kalau saja Fatimah putri Nabi mencuri maka, Nabi sendiri yang akan memotong tangannya. Â ini demi tegaknya hukum Allah. Â Tapi manakala hukum hanya berlaku bagi kaum duafa, maka tunggulah kehancurannya.
Maka dari itu kita diwajibkan memerangi penguasa yang tidak adil. Â Tiada kata yang lebih tepat untuk menghadapi penguasa/ pengadilan bahlul, selain dari kata : Â L A W A N....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H