Mohon tunggu...
Nur Tjahjadi
Nur Tjahjadi Mohon Tunggu... profesional -

Bebas Berekspresi, Kebebasan Akademik, Bebas yang bertanggung jawab...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bang Kowi, Ajari Oneng dan Pendi untuk Legowo Dong

18 Maret 2013   12:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:33 1698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Gubernur DKI Jakarta, Ir. Joko Widodo yang telah membantu kampanye pada pemilihan Gubernur Jawa Barat untuk pasangan Oneng - Teten dan juga pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara untuk pasangan Effendi Simbolon - Jumiran Abdi.  Seperti kita ketahui kedua pasangan itu sudah dinyatakan kalah telak oleh KPUD Jawa Barat dan Sumatera Utara.  Namun keduanya menyatakan bahwa kekalahan mereka adalah akibat kecurangan yang dilakukan oleh lawan mereka yang menang.

Bang Kowi, panggilan untuk Gubernur DKI biasanya kan pakai "bang", kalau Bang Joko rasanya kok kurang pas untuk orang Betawi.  Nama Joko nama orang Jawa, pas nya ya dipanggil Mas Joko.  Untuk Betawi, panggilan Bang Joko terasa aneh, kecuali Bang Jaka, atau Bang Jack baru cocok.  Untuk mengganti nama Jokowi menjadi Jaka atau Jack, mungkin, mungkin Jokowi nggak suka, tapi kalau bang Kowi, mudah-mudahan suka ya, haha...

Bang Kowi menang di Pemilihan Gubernur DKI Jakarta, bukan karena partainya (PDIP) tapi lebih karena pribadinya yang merakyat.  Oneng, walaupun kelihatan merakyat, tapi kok kayaknya agak jutek ya.  Itu jadi salah satu sebab ia nya tak terpilih.  Orang Sunda walaupun ada yang jutek juga, tapi jelas tak suka dipimpin oleh juteker.  Karakter Oneng yang jutek, terbawa-bawa di kampanye, terlebih di sidang PTUN yang menggugat KPUD Jawa Barat, terlihat sekali kejutekan Oneng.

Selain mengajari berkampanye, Bang Kowi harus mengajari juga, bagaimana legowo jika kalah.  Bang Kowi harus mengajari bagaimana menerima kekalahan kepada Teh Oneng dan Bang Pendi.  Dalam alam demokrasi, Pilgub dan juga pil-pil yang lain harus ada yang menang dan harus ada juga yang kalah.  Kalau sudah kalah ya terima saja kekalahan itu.  Kalau kalah kemudian merengek-rengek bahkan sampai terkesan jutek.  Hal ini justru akan kontra produktif bagi partai, apalagi kang Teten juga sudah menerima kekalahan itu secara pribadi.  Seharusnya kan teh Oneng juga menerima lah kekalahan itu.

Teh Oneng dan Bang Pendi harus belajar lagi bagaimana Bang Kowi dapat menang di Pilgub DKI.  Mendadak blusukan saja belum cukup untuk memenangi suatu pilgub, apalagi Jawa Barat dan Sumatera Utara adalah daerah yang luas.  Blusukan yang efektif paling-paling hanya dapat di satu atau dua Kabupaten saja, itu sebabnya kemenangan calon Gubernur biasanya hanya didapat di Kabupaten tertentu saja, tetapi tidak untuk Kabupaten yang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun