Sekedar berbagi pegalaman saya dalam membuat “ page” tentang hidroponik di Facebook. Baru beberapa bulan berlalu setelah membuat page tersebut, saya sudah diundang untuk menjadi “keynote speaker” oleh Lembaga Penanaman Modal nya Kerajaan Bahrain. Rejeki memang tak kemana-mana, kalau memang sudah milik, pastinya tak akan jatuh ke orang lain.
Bahrain yang mayoritas tanahnya berupa pasir ingin mengembangkan pertanian hidroponik, aquaponik dan organik. Beda sekali dengan Indonesia yang tanahnya subur tapi sektor pertaniannya belum menjadi prioritas.
Page yang saya beri nama “Penggemar Hidroponik” isinya tentang kegiatan dan aktivitas berhidroponik, aquaponik dan pertanian organik. Beberapa teman ikut meramaikan page tersebut. Kemudian, ada orang BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) perwakilan Dubai, UEA yang menawarkan kerjasama. Beberapa waktu berselang malah ada juga yang dari Bahrain ingin berinvestasi di bidang hidroponik, aquaponik dan organik farming. Pembicaraan intensif lewat Facebook terus berlangsung, akhirnya melayanglah surat dari Bahrain, seperti ini :
Thank you so much for agreeing to come to Bahrain and helping us with our primary sector forum.I am working on a TOR for you and hopefully will be finished by tomorrow in regards the topics in the workshop.Please excuse us for taking so long with the content and suggestions for this meeting.We are all looking forwards to the important information that will be disseminated during your workshop.
Kemudian, saya juga diundang makan oleh pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia di Manama Bahrain. Perlu diketahui bahwa Indonesia - Bahrain belum ada hubungan diplomatik, hanya saja KBRI sudah ada di Bahrain, sedangkan kantor Kedutaan Besar Bahrain baru akan dibuka di Jakarta tahun ini atau tahun depan.
Itu ceritaku, bagaimana ceritamu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H