Mohon tunggu...
Nur Tjahjadi
Nur Tjahjadi Mohon Tunggu... profesional -

Bebas Berekspresi, Kebebasan Akademik, Bebas yang bertanggung jawab...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tahun 2013: Tahun Bobo (Bongkar Borok)

1 Januari 2013   23:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:40 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun 2013 akan diwarnai dengan bongkar-bongkar borok partai, borok DPR, borok Menteri bahkan borok KPK juga akan dibongkar.  Bongkar-bongkar borok orang sebetulnya sudah dimulai di penghujung tahun 2012, hal ini akan dilanjutkan di tahun 2013 dengan lebih intensif lagi.  Persaingan pemilu 2014, partai-partai besar akan saling bongkar  rahasia tentang dana ilegal buat keperluan kampanye.  Di dalam satu tubuh partai juga akan terjadi bongkar membongkar akibat sakit hati.  Keluarga Mallarangeng masih terus memburu siapa sebenarnya yang paling bertanggung jawab dalam kasus proyek Hambalang.  Anas jadi incaran utama, walau Andi dan Anas masih dalam naungan Demokrat, namun Rizal yang lain partai dengan kakaknya terus membombardir orang-orang penting di Demokrat.  Orang Demokrat pun naik pitam.  Rizal menangkis bahwa dia  tidak ada urusan dengan Partai Demokrat.  Tetapi Partai Demokrat merasa diserang bukan saja oleh seorang Rizal M, tetapi orang-orang Demokrat merasa bahwa mereka  telah diserang oleh Partai Golkar.  Ini wajar karena Rizal adalah salah seorang ketua DPP Golkar.

Rizal M tak dapat berbuat banyak karena Choel Mallarangeng ternyata telah menikmati 20 milyar uang cash dari proyek Hambalang.  Andi tidak tanda tangan proyek Hambalang, tapi ia memperkaya adiknya sendiri dengan memberi uang 2o M.  Sementara Rizal memang tidak kebagian (minimal belum ketahuan) bahwa ia telah juga menikmati duit proyek Hambalang.  Menurut pengakuannya, Andi tidak tahu, Choel tidak tahu, dan Rizal juga tidak tahu menahu pasal proyek hambalang.  Anehnya, tidak tahu tapi kok bisa dapat duit sebanyak itu (20M).  Pembongkaran borok Partai Demokrat akan dilanjutkan lagi oleh Rizal Mallarangeng.  Dikatakannya bahwa beberapa petinggi Partai Demokrat terlibat kasus Hambalang, termasuk Anas U sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, Mahyudin sebagai ketua komisi X.  Hal tersebut sudah dibantah oleh wakil Sekretaris Partai Demokrat, Saan dan juga Nurhayati.  Hal lain yang akan dibongkar kembali adalah kecurangan masalah DPT (daftar pemilih tetap) pada  pemilu yang lalu dan juga pilpres, dimana Andi Nurpati telah menyelewengkan suara sebanyak 4,5 juta.  Demokrat pasti juga akan membongkar borok partai lain seperti PDIP dan Golkar.  Kasus Bank Centuty masih akan dilanjutkan, penyerangan Partai Demokrat akan semakin menjadi-jadi.

Rizal yang juga merupakan pentolan partai Golkar kini bukan sekadar membela Andi, tetapi juga sudah menyerang Partai saingan Golkar.  Rizal menuding bahwa Partai Demokrat mendapat aliran dana yang banyak dari Proyek Hambalang.  Dana ilegal itu kini tengah diselidiki KPK karena terindikasi kasus korupsi.  Namun, tudingan Rizal yang merupakan corong Golkar itu dibantah keras oleh Saan Mustopa, Sekretaris Partai Demokrat.  Saan memastikan bahwa dana Partai berlambang segitiga bermuda ini adalah halal 100 persen.  Dana partai Demokrat dapat dipertanggung jawabkan di dunia dan akhirat katanya.

Bongkar membongkar borok menteri akan dilanjutkan di tahun 2013.  Menteri Keuangan beserta wakilnya, menteri PU beserta dirjennya yang mengeluarkan izin proyek Hambalang tanpa sepengetahuan menteri PU.  Menurut Rizal, ada kekuatan besar yang bermain dalam kasus ini.  ”Ada kekuatan besar itu pasti, tetapi masa bisa sih dua menteri nggak teken (pengajuan kontrak tahun jamak), tetapi langsung disetujui Menkeu. Rizal juga menyoroti proses penerbitan surat hak tanah untuk Hambalang oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN). Joyo Winoto (Kepala BPN saat itu) itu ternyata teman baik dari Anny (Dirjen Anggaran Kemenkeu saat itu). Mereka sama-sama dari Brighton Institute. Anny juga merupakan orang dekat SBY, lingkaran dekat Istana,” ucap Rizal.  Joyo Winoto ternyata adalah bekas pembimbing disertasi nya SBY.  Andi M yang  juga orang dekatnya SBY tidak disebut oleh Rizal M.  Ada enam menteri yang dikategorikan sebagai menteri yang malas.  Enam menteri ini menghabiskan hanya 20 persen saja dari dana yang dianggarkan.  Beberapa menteri yang terlibat korupsi, belum mundur dan belum juga dijadikan tersangka, akan dibongkar juga di tahun 2013 ini.

Bongkar membongkar borok anggota DPR akan dilanjutkan di tahun 2013.  Rizal telah menyinggung  peran Komisi X DPR yang merupakan mitra kerja Kemenpora. Pokja Anggaran Komisi X menjadi pihak yang paling mengerti soal pengajuan anggaran Hambalang.  Ketua komisi X telah mengadakan rapat rahasia dengan pokja hambalang tanpa melibatkan anggota komisi X yang lain.  Anggota DPR yang sering menerima angpao dari BUMN juga akan dibongkar-bongkar lagi.  Dahlan Iskan yang memulai membongkar borok ini juga akan mendapat serangan balasan dari anggota DPR yang terlibat.  Dahlan punya koleksi mobil mewah bakal diselidiki asalnya darimana duit untuk beli mobil itu.  Angie juga akan membongkar anggota DPR lain yang terlibat pembengkakan anggaran.  Sementara Nazar yang pernah terserempet peluru nyasar ketika di Singapura kembali mendapat ancaman dari "teman-teman" nya yang mulai terancam.  Tetapi tampaknya bongkar-membongkar borok akan terus berlanjut.  Begitu juga Ruhut yang mulai membawa-bawa menteri yang terlibat kasus PON di Riau.  Ruhut menyatakan, jangan hanya orang Demokrat saja dong yang dibongkar, menteri dari partai lain juga dibongkar dong.

Untuk Hambalang, karena ini proyek olahraga, ada di Pokja Anggaran Komisi X. Siapa Ketua Fraksi Partai Demokrat saat itu?   Ketua Fraksi Demokrat saat itu adalah Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum. Sementara bendahara fraksi Demokrat adalah M Nazaruddin, yang paling sering menyebut keterlibatan Anas dalam perkara Hambalang. Bukti keterlibatan Demokrat lainnya, sebut Rizal, dalam hal pengurusan sertifikat tanah. Pengambilan sertifikat tanah dilakukan anggota Komisi II dari Fraksi Demokrat Ignatius Mulyono. Padahal, lazimnya, hal ini diurus oleh kementerian terkait yang memiliki proyek itu. Menurutnya, keanehan proyek Hambalang sudah tampak sejak proses lelang yang awalnya diikuti oleh perusahaan yang semuanya merupakan BUMN sehingga terlihat seperti diatur. Pemenang lelang Adhi Karya disebutnya hanya sebagai broker yang kembali mendelegasikan tugasnya kepada subkontraktor PT Dutasari Citralaras dan PT Global Daya Manunggal. Bos PT Dutasari, Machfud Suroso, bahkan memiliki kedekatan dengan Partai Demokrat. Ia adalah Ketua DPD Demokrat Jawa Timur dan juga teman dekat Anas Urbaningrum.

Serangan kepada Demokrat yang bertubi-tubi, membuat kubu Demokrat juga sudah mulai panas, di tahun 2013 ini akan semakin panas.  Mereka mulai menyerang borok-borok mantan presiden yang lain.  Ini untuk menutup-nutupi borok Demokrat sendiri yang sudah terkuak dan membesar.  Misalnya seperti ini :

Banyak juga lho yang telah diperbaiki SBY, beliau nggak jual aset (indosat), Sipadan - Ligitan dianeksasi Malaysia waktu siapa presiden-nya? Skandal BLBI 1000 trilyun zaman siapa? Konflik horisontal di mana-mana di awal reformasi, kini berangsur mereda, termasuk di Aceh (juga “berkat” Tsunami). Gengsi negara di mata asing mulai “berwibawa”. Banyak TKI teraniaya, tapi itu warisan dari zaman Menaker Sudomo (mantan Pangkopkamtib-era Suharto), upaya penyediaan lapangan kerja terbentur investor yang menganggap birokrasi negeri in pelik, rumit, ribet, dan nampak konyo, ini pun warisan rezim sebelumnya. Kedua Putera SBY tidak jadi Tauke alias pengusaha dadakan, tidak memanfaatkan fasilitas negara. Mereka berperilaku nggak neko-neko. Pertumbuhan ekonomi kita kini di atas 6%, meski tidak berbanding lurus dengan kesejahteraan. Banyak Kepala Derah dibui, banyak DPR dibui, ini cuma terjadi sekarang tidak di zamannya partai ARB berkuasa, yang fair dong kalau menilai, biar generasi muda nggak bingung.

Mari bobo, bongkar borok....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun