Mohon tunggu...
Nur Tjahjadi
Nur Tjahjadi Mohon Tunggu... profesional -

Bebas Berekspresi, Kebebasan Akademik, Bebas yang bertanggung jawab...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ingat Pidato Abu Bakar Siddiq dan Umar ra.

2 Juli 2011   02:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:00 2092
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Jika orang kaya, penguasa dan orang kuat menghadap saya, maka ia akan jadi lemah di hadapanku, insya Allah.  Jika orang miskin dan duafa menghadap saya, maka ia akan jadi kuat, insya Allah".  Begitulah sebagian pidato Abu Bakar Siddiq ketika baru dilantik menjadi khalifah. "Jika saya mengikuti hukum Allah, bantulah saya.  Dan jika saya melenceng dari hukum Allah, perangi saya, luruskan saya dengan pedang"  itu kata Umar ra ketika baru dilantik menjadi khalifah.

Hancurnya negara, hancurnya agama, adalah ketika hukum hanya berlaku bagi orang2 tak berdaya.  Ketika orang kaya melanggar hukum, maka penguasa berlagak bego (bahlul).  Hal demikian bukan dominasi Arab Saudi dalam menghukum mati para TKW yang lemah.  Kalau mau menghukum mati mestinya diteliti dulu, mengapa TKW membunuh majikan, kalau majikannya yang kejam, maka TKW itu harus bebas tanpa syarat.  Kalau kejadian berlaku sebaliknya maka perangi sampai ia sadar kembali ke hukum Islam yang Asli.  kalau hukum Islam hanya diberlakukan hanya untuk orang miskin, maka beginilah jadinya.  Negara jadi lemah, koruptor jadi merajalela.  Begitu juga agama, Islam jadi bulan2an karena hukum hanya diberlakukan bagi kaum duafa.

Para sahabat Nabi tahu betul bagaimana menegakkan keadilan.  Mereka ingat ketika Nabi Muhammad SAW berkata, kalau saja Fatimah putri Nabi mencuri maka, Nabi sendiri yang akan memotong tangannya.  ini demi tegaknya hukum Allah.  Tapi manakala hukum hanya berlaku bagi kaum duafa, maka tunggulah kehancurannya.

Maka dari itu kita diwajibkan memerangi penguasa yang tidak adil.  Tiada kata yang lebih tepat untuk menghadapi penguasa/ pengadilan bahlul, selain dari kata :  L A W A N....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun