Demokrasi tidak cocok diterapkan di Malaysia, partai oposisi cuma omong dimulut saja akan membentuk sistem demokrasi, setelah mereka berkuasa nanti, hal yang sama juga akan diterapkan di Malaysia, Demikian penjelasan Dr Mahathir Mohamad pada koran UTUSAN Malaysia.
Globalisasi juga sebenarnya tidak akan pernah wujud sekiranya diskriminasi dan sekatan selektif (pilih kasih) masih dikenakan terhadap sebagian negara saja, kata Mantan Perdana Menteri Tun Dr. Mahathir Mohamad.
Beliau berkata tentang demokrasi di Malaysia. Sekiranya interpretasi mengenai dunia tanpa batas dan globalisasi adalah merujuk kepada pergerakan bebas modal, teknologi dan keupayaan untuk mengeksploitasi sumber; maka negara-negara miskin juga seharusnya dibenarkan melakukan investasi di negara-negara kaya. Tetapi yang terjadi sekarang justru Amerika mengeksploitasi negara miskin untuk menambah kaya negaranya sendiri.
"Keadaan sekarang nampak berat sebelah kerana interpretasinya hanya merujuk kepada satu pihak. Kita diberikan ide, mereka (maksudnya Amerika Serikat) menginterpretasinya sesuai nafsu mereka sendiri dan kita terpaksa ataupun dipaksa melaksanakannya sesuai kehendak Amerika. Begitu juga keadaannya dengan politik dunia. Seseorang mengemukakan suatu ide, memperkenalkannya, dan kita diharuskan untuk menerimanya tanpa boleh membantah," katanya. Itukah yang namanya demokrasi ?
Beliau berkata demikian dalam ucapan sebagai keynote speaker di Forum Antarabangsa mengenai
"Pembentukan Warga Global: Liberalisasi Media dan Realiti Baru Politik" yang diadakan dalam rangka Perhimpunan Agung UMNO 2010.
"Kita perlu memberitahu diri sendiri, apabila timbul satu ide dan konsep baru, mari kita duduk dan berbincang mengenai interpretasi keseluruhan ide itu, supaya ia memberi manfaat kepada setiap negara," katanya. Jangan hanya bermanfaat kepada Amerika saja...
"Kita perlu memiliki hak yang sama untuk berbincang mengenai ide2 baru itu.
Setiap orang seharusnya dibenarkan memiliki interpretasi sendiri tentang ide2 baru tersebut," katanya.
Merujuk kepada demokrasi, Dr. Mahathir berkata banyak hipokrasi merupakan aspek yang dicetuskan oleh realitas politik baru dalam perkara ini.
"Hari ini ada pihak yang sanggup membunuh orang demi demokrasi, itulah yang berlaku di Iraq, untuk menjadi lebih demokratik, anda terpaksa membunuh orang terlebih dahulu. Ia adalah pemahaman mengenai betapa hebatnya demokrasi sehingga anda perlu membunuh orang bagi memaksa demokrasi ke atas mereka. Seperti diketahui, banyak anak2 dan wanita di Iraq dibunuhi tentara Amerika Serikat pada saat perang Iraq - Amerika.
"Tapi demokrasi bukan agama, ia bukan datangnya dari Tuhan. Ia datang dari ahli falsafah yang sentiasa memikirkan bagaimana untuk menjadikan keadaan lebih baik. Namun begitu ia biasanya baik buat mereka saja, bukan untuk setiap orang," tambahnya. Maksudnya adalah bahwa demokrasi itu hanya cocok untuk Amerika saja, tapi belum tentu sesuai untuk Malaysia.
"Kenapa hanya Iraq yang dijajah Amerika? Kenapa Cina tidak ?  Saya rasa China lebih tidak demokratik dibanding Iraq, tapi kenapa tidak berperang dengan China? Itu adalah gambaran ide dan realitas keadaan. Kebanyakan orang demokratik merasakan mereka yang kuat itu selalunya di pihak yang benar," katanya.
Beliau berkata dunia semakin tidak demokratik, di mana sebagian negara mengamalkan demokrasi dalam negara, tapi bukan antara negara. Amerika hanya mengamalkan demokrasi di Amerika saja, sedang di negara lain (seperti di Iraq) tidak demikian halnya.
Dr. Mahathir berkata inilah realitas hari ini dalam dunia politik, di mana ada persaingan antara kata sepakat Washington, dan kata sepakat Beijing.
"Ada sebuah negara miskin, tapi dengan mengamalkan kata sepakat Beijing dengan betul, ia menjadi negara kedua terkaya dalam dunia dengan AS$2.3 trilion simpanan. Ini membuktikan bahwa negara bukan demokratik juga boleh memberikan kehidupan yang baik kepada rakyatnya," katanya.
"Tidak ada demokrasi di China, bukan jenis demokrasi sebagaimana yang kita faham, tapi coba tengok kepada kemajuan yang dibawa oleh sistemnya. Walaupun ia kerajaan authoritarian, mereka menukar pemimpin mereka secara aman. Dalam jangka masa panjang, Beijing mungkin menang," kata Dr. Mahathir.
Katanya sebagian demokrasi tidak dapat dijayakan karena rakyat tidak dapat menetapkan pendirian mereka.
"Kita lihat banyak negara demokratik, di mana pemimpin bertukar setiap dua tahun, tiada kemajuan langsung. Di banyak negara, demokrasi sebenarnya menghalang kemajuan dan menjadikan negara tidak stabil," tambahnya.
Demokrasi juga gagal di beberapa negara kerana ia tidak dapat menunaikan apa yang dijanjikan.
Katanya itu sebabnya negara perlu berpuas hati dengan kerajaan mayoritas, di mana walaupun kerajaan mayoritas pastinya tidak dapat memuaskan hati minoritas, namun peruntukan khusus buat kaum minoritas tetap disediakan.
"Jangan fikir dengan menukar kerajaan segalanya akan berubah. Sudah tentu semasa pilihan raya anda buat banyak janji, terutama sekiranya anda tidak menjangka untuk menang. Pembangkang (partai oposisi) sebenarnya akan berbuat perkara yang sama dengan apa yang dilakukan kerajaan sekiranya mereka berkuasa," tambahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H