Tragedi Kapal Titanic masih tetap hangat di ingatan kita, terutama kata2 pemilik kapal pesiar itu yang sangat bombastis : "Kapal ini tidak bisa tenggelam, bahkan Tuhan saja tidak mampu menenggelamkan kapal ini".
Kesombongan yang sudah melampau dari seorang mahluk yang bernama manusia. Sombong yang kian menjadi, ia menyuruh nahkoda kapal untuk menambah kecepatannya. Tujuannya supaya kapal itu tiba di Amerika lebih awal dari jadwal yang sudah ditentukan. Supaya beritanya masuk Head Line (HL) koran2 Amrik. Nahkoda kapal tidak dapat menolak, ia pun melaju dengan kecepatan tinggi. Hingga tiba2 di depan kapal itu sudah ada gunung es yang tak dapat dielakkan. Dan kapal Titanic itupun menabrak gunung es yang tidak bersalah. Air dan bongkahan es pun berebut masuk ke dalam kabin memenuhi kapal mewah itu.
Maksud hati hendak masuk HL, apa daya malah tenggelam. Masuk HL juga sih, tapi bukan karena lebih awal sampai di Amerika, tetapi karena menabrak gunung es dan akhirnya tenggelam.
Kejadian itu hampir identik dengan pemilihan Ketua Umum Partai Demokrat tempo hari. Salah seorang calonnya mengatakan bahwa hanya kapalnya saja yang akan sampai ke tujuan. AM begitu yakin akan menang dalam Kongres itu. Tapi nyatanya ia malah tersingkir di putaran satu.
Iklan2 yang jor2an , seolah memacu kecepatan nya melebihi kenormalan seorang calon ketua umum partai. Seolah ia sudah ingin menjadi RI1, bukan saja membuat orang enek, tetapi juga menjerumuskan dirinya sendiri, mirip Titanic lah. Ia juga bilang hanya kapalnya saja yang akan sampai ke tujuan, tapi nyatanya tidak sampai, bahkan kandas dengan kemewahannya...
AM memang tidak tenggelam sampai ke dasar laut, biar bagaimana pun ia masih menjabat menteri pemuda dan olahraga.
Sebuah pembelajaran politik yang sangat berharga...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H