Mohon tunggu...
Nur Tjahjadi
Nur Tjahjadi Mohon Tunggu... profesional -

Bebas Berekspresi, Kebebasan Akademik, Bebas yang bertanggung jawab...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Bahan Seminar Bioenergi (Full Paper)

23 November 2009   00:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:14 1316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

The Effects of Biofuel Towards Environment

Pengaruh Bahan Bakar Nabati terhadap Lingkungan

Nur Tjahjadi

University Pendidikan Sultan Idris, Tanjung Malim, Malaysia, 35900

Abstract

Biofuel give lower impact on greenhouse gas emissions compared to those of fossil fuels. Bio fuel is the only alternative fuel to have successfully completed the health testing requirements. It is also determined that biofuel degrade more quickly and completely than fossil fuel, which produce poorly degradable undetermined intermediates. Toxicity studies show that no mortalities and few toxic effects on rats and rabbits with up to 5000 mg/ kg biofuel. However, other factors should be taken into account, especially the effects from land use change which have potential to cause even more emissions than would be caused by using fuels alone. When considering the total amount of gas emission, it is therefore important, to consider the whole production process and what indirect effect process may occur. These include : emissions from growing plant for biofuel, emissions from processing the plant into bio fuel, emission from transportation of biofuel to the gas station. Other factors maybe significant but not taking into account : the efficiency of biofuel compared with fossil fuel, emissions from land use change. Other negative effects are :deforestation, monoculture farming, damaging ecosystem and biodiversity, shrinking wildlife population and other social problem.

1,  Pendahuluan

Bahan bakar minyak (fossil fuel) suatu saat akan habis, karena bahan bakar ini tak dapat diperbaharui. Maka orang pun mulai mencari bahan bakar alternatif, untuk mengantisipasi keadaan masa depan tersebut. Penggunaan bahan bakar nabati sudah dimulai sejak lama, dan orang pun sudah memproduksinya secara besar-besaran di beberapa negara tertentu. Pengaruh Positif Bahan Bakar Nabati (BBN) yang dapat menimbulkan lebih sedikit pencemaran lingkungan, lebih sedikit gas CO2 yang dikeluarkan dibandingkan bahan bakar minyak (BBM). Bahan Bakar Nabati juga merupakan bahan bakar alternatif yang dapat memenuhi standar kesehatan. Bahan Bakar Nabati lebih cepat terurai dan sangat sedikit mencemari lingkungan. Selain itu, Bahan Bakar Nabati mempunyai toksisitas yang rendah, yakni 5000 mg/kg Bahan Bakar Nabati pada tikus dan kelinci. Bahan Bakar Nabati tidak mengakibatkan kematian pada hewan percobaan itu dan sangat kecil pengaruhnya terhadap tingkat kesehatan yang diakibatkan Bahan Bakar Nabati. Beberapa pengaruh negatif Bahan Bakar Nabati pun mulai diteliti orang, yaitu dengan semakin maraknya produksi Bahan Bakar Nabati, maka akan terjadi antara lain peralihan ataupun perubahan fungsi lahan, penebangan hutan yang semena-mena, .kerusakan ekosistem dan keanekaragaman hayati, populasi fauna yang dilindungi semakin berkurang, serta akan menimbulkan masalah-masalah sosial di masa datang.

2. Pengaruh Bahan Bakar Nabati Terhadap Lingkungan

Menurut Environmental Protection Agency (EPA) dari Amerika Serikat, penggunaan biodisel murni (B100) dapat mengurangi gas emisi hidrokarbon lebih dari 60 persen, karbonmonoksida 40 persen, dan pertikel lain 40 persen. EPA juga menyatakan bahwa penggunaan biodisel dapat mengurangi resiko kanker, karena banyak bahan bahan berbahaya yang bersifat karsinogenik juga tidak dihasilkan akibat pembakarannya.

Sebagai bagian dari program pemerintah, yang juga merupakan komitmen Protocol Kyoto, yakni untuk mengurangi 12,5 % gas emisi rumah kaca dengan cara menyumbangkan pemakaian Bahan Bakar Nabati sebanyak 5,7 % pada tahun 2010.Bahan bakar nabati yang berasal dari minyak kelapa sawit, minyak bunga matahari dan beberapa minyak nabati lain dicampurkan juga dengan bahan bakar tambahan (additive) bioetanol yang berasal dari bahan nabati seperti sereal, gula bit, dan tebu.

Biodisel dianggap sebagai bahan bakar yang bagus karena mempunyai karbon netral. Secara kasarnya, sejumlah karbon dioksida juga dilepaskan pada saat pembakaran biodisel dan karbondioksida itu akan segera dipakai dalam metabolisme tanaman. Sehingga penggunaan biodisel atau yang sering kita sebut sebagai Bahan Bakar Nabati secara umum ini merupakan bahan bakar yang ramah lingkungan. Terlebih lagi jika limbah minyak dari penggorengan dari industri makanan gorengan atau restoran / catering dapat didaur ulang menjadi bahan bakar nabati.

Penggunaan Bahan Bakar Minyak selain dapat mencemari lingkungan akibat dari hasil pembakaran mesin yang tidak sempurna, selain akan menghasilkan produk karbon dioksida, karbon monboksida, Sulfat serta senyawa karsinogenik yang berbahaya lainnya. Apakah Bahan Bakar Nabati murni ataupun campuran antara Bahan Bakar Nabati dan Bahan Bakar Minyak, tentunya sama-sama memberikan kontribusi dalam mengurangi pencemaran lingkungan, setidaknya gas emisi sulfur dapat dieliminasi.

Tingkat pencemaran dari gas emisi yang dikeluarkan sangat tergantung dari seberapa besar campuran yang digunakan dalam menjalankan mesin mobil/ pabrik. Pemakaian 100 persen biodisel (B100) akan memberi kontribusi yang paling rendah pada tingkat pencemaran lingkungan. Campuran antara Bahan Bakar Minyak dan Bahan Bakar Nabati dapat juga diberikan dalam bentuk B5 (artinya 5 persen BBN ditambah 95 persen BBM), B10 (BBN 10 persen), B20 (BBN 20 persen).Pencampuran BBN dan BBM ini juga bertujuan agar mesin mobil atau mesin pabrik tidak rusak, ataupun jika mesin tidak diperuntukkan sebagai mesin yang dijalankan untuk menggunakan BBN 100 persen.

Beberapa hambatan yang perlu diperhatikan mengapa penggunaan biodisel masih belum sepenuhnya disukai oleh konsumen antara lain :perlu biaya untuk modifikasi mesin mobil dari mesin yang menggunakan Bahan Bakar Minyak menjadi mesin yang sesuai untuk Bahan Bakar Nabati. Harga Bahan Bakar Nabati yang masih relatif masih lebih mahal dibandingkan harga Bahan Bakar Minyak, menjadikan konsumen agak enggan untuk merubah BBM menjadi BBN dalam menjalankan mesin mobilnya atau pabriknya. Selain itu, biodisel juga masih belum luas penjualannya, hanya beberapa saja yang sudah menjual Bahan Bakar Nabati di SPBU (Stasium Pengisian Bahan bakar Umum) tertentu.

3.  Kandungan Bahan Kimianya
Di Malaysia sudah ada banyak perusahaan yang mengolah Bahan Bakar Nabati ini, salah satunya adalah Inai Bumi.Persahaan ini mencantumkan standar Bahan Bakar Nabati yang di jualnya (Lihat Tabel 1). PT ini juga menyatakan bahwa Bahan Bakar Nabati produksi pabriknya adalah Bahan Bakar Nabati yang bersih pembakarannya, menghasilkan karbondioksida lebih sedikit 80 persen dibandingkan dengan Bahan Bakar Minyak, aman untuk disimpan, digunakan dan dalam transportasi ke tempat-tempat konsumen (SPBU), tidak mengandung sulfur sama sekali, tidak beracun, mudah terurai, meningkatkan lumbrisitas bagi mesin disel, efisiensi dan masa penggunaannya yang irit bahan bakar serta dapat digunakan di segala musim, terutama musim dingin. Produsen Bahan Bakar Nabati di Malaysia juga sudah memasarkan produknya ke pasar Eropa.

Tabel 1. Standar biodisel yang dikeluarkan oleh produsen BBN di Malaysia.

INAI BUMI BIODIESEL STANDARDS

Property

Unit:

Min:

Max:

Analysis

Method:

CFPP

C

-20

5

-14

EN 116

Esther Content

%(min)

96.5

No max

98.8

EN 14103

Density

Kg/m3

860

900

885

EN ISO 3675 &
12185

Viscosity

mm2/s

3.5

5.0

4.4

EN ISO 3104

Flash Point

C

120

No Max

168

prEN ISO 3679

Sulphur Content

mg/Kg

No min

10

below 1.0

prEN ISO 20846

Carbon Residue

%(m/m)

No min

0.3

below 0.015

EN ISO 10370

Cetane Number

N/A

51

No max

59

EN ISO 5165

Sulphated Ash

%(m/m)

No min

0.02

0.008

IOS 3987

Water Content

mg/Kg

No min

500

trace only

EN ISO 12937

Total Contamination

mg/Kg

No min

24

0.001

EN 12662

Copper Corrosion

Rating

Class 1

Class 1

Class 1

EN ISO 2160

Oxidation Stability

Hours

5

No Max

Above 10

EN 14112

Acid Value

mg/KOH/g

No min

0.5

0.23

EN 14104

Iodine Value

g12/100g

No min

120

98

EN 14111

Linolenic Acid Methyl Esther

%(m/m)

No min

12

0.35

EN 14103

Polyunsaturated

%(m/m)

No min

1

0.7

EN 14103

Methanol Content

%(m/m)

No min

0.2

trace only

EN 14110

Monoglyceride

%(m/m)

No min

0.8

below 0.02

EN 14105

Diglyceride

%(m/m)

No min

0.2

below 0.02

EN 14105

Triglyceride

%(m/m)

No min

0.2

below 0.02

EN 14105

Free Glycerol

%(m/m)

No min

0.2

below 0.01

EN 14105 &
EN 14106

Total Glycerol

%(m/m)

No min

0.25

0.07

EN 14105

Group Metals(Na, K)

mg/Kg

No min

5

0.7

EN 14108 &
EN 14109

Group Metals (Ca, Mg)

mg/Kg

No min

5

3

prEN 14538

Phosphorus Content

mg/Kg

No min

10

0.84

EN 14107

Sumber :http://www.inaibumi.com/

4.  Pengaruh Lingkungan  terhadap Produksi BBN
Bahan Bakar Nabati dapat menjadi pilihan yang baik untuk menggantikan pemggunaan Bahan Bakar Minyak yang banyak mencemari lingkungan, selain itu juga persediaan Bahan Bakar Minyak yang semakin sedikit saja semakin hari. Bahan Bakar Nabati dapat memperlambat perubahan iklim secara global, meskipun masih ada perdebatan yang cukup besar tentang hal ini, karena produksi biodisel dan penggunaannya akan membuat masalah juga dalam efek rumah kaca.

Bahan Bakar Nabati yang bersifat “karbon-netral”, dimana karbondoksida yang dikeluarkan dari asap kendaraan akan diserap kembali oleh tanaman penghasil Bahan Bakar Nabati. Departemen Energi Amerika Serikat menyimpulkan bahwa, Bahan Bakar Nabati menurunkan pengeluaran karbondioksida hingga 78,5 persen. Dengan sifat ini juga, Produsen Bahan Bakar Nabati sangat optimis akan pengembangannya produk ini, utamanya karena sifat alamiah dari Bahan Bakar Nabatinya, serta efisiennya pertanian serta pabrik pembuatan Bahan Bakar yang moderen.

Namun demikian, kenyataannya adalah bahwa Bahan Bakar Nabati dapat menimbulkan lebih banyak gas nitrogen, yaitu gas penghasil asap/ kabut. Penelitian di Universitas California menunjukkan bahwa Bahan Bakar Nabati yang dihasilkan dari kedelai akan lebih banyak menghasilkan kabut dibandingkan asap yang dihasilkan dari Bahan Bakar Minyak. Dengan demikian, Bahan Bakar Nabati pada level tertentu justru akan meninmbulkan masalah dalam perubahan iklim.

Penelitian EPA juga menunjukkan bahwa penggunaan Bahan Bakar Nabati dapat meningkatkan kabut asap sebesar 10 persen dibandingkan dengan pemakaian Bahan Bakar Minyak.Meskipun begitu, asap yang ditimbulkan dari Bahan Bakar Nabati tidak menimbulkan racun yang membahayakan kesehatan.

Mengingat pentingnya pengembangan bahan bakar nabati (BBN), maka penanaman besar-besaran tanaman yang dapat menghasilkan BBN pun dilakukan dimana-mana di dunia. Akibatnya, penebangan hutan dilakukan dan dengan cepatnya, hutan primer dan sekunder berganti menjadi hutan kelapa sawit dan tanaman monokultur lain penghasil BBN. Salah satu contohnya, Malaysia sebagai penghasil minyak sawit terbesar di dunia, dimana hampir seluruh lahannya sudah dipenuhi oleh perkebunan kelapa sawit. Itulah sebenarnya yang juga dikhawatirkan oleh negara-negara maju, dimana negara-negara yang merupakan paru-paru dunia justru berlomba-lomba mengubah hutan-hutan nya menjadi tanaman monokultur penghasil Bahan Bakar Nabati.
Perubahan hutan primer menjadi perkebunan monokultur, cepat atau lambat akan merusak atau mempengaruhi ekosistem lokal ataupun global. Bencana alam seperti banjir dan tanah longsor adalah hanya gejala awal dari rusaknya ekosistem akibat penebangan hutan.

5.  Kesimpulan
Bahan Bakar Nabati  (biofuel) cepat atau lambat akan menggantikan Bahan Bakar Minyak Fossil fuel), karena dalam beberapa tahun saja Bahan Bakar Minyak itu akan habis. Pengaruh lingkungan akibat pemakaian ataupun produksi Bahan Bakar Nabati, baik atau buruk harus diantisipasi dari sekarang.

Daftar Pustaka


  1. "Biodiesel 101 - Biodiesel Definitions" (?). National Biodiesel Board. http://www.biodiesel.org/resources/definitions/default.shtm.
  2. "Biodiesel Basics". National Biodiesel Board. http://www.biodiesel.org/resources/biodiesel_basics/.
  3. McCormick, R.L.. "2006 Biodiesel Handling and Use Guide Third Edition" (PDF). http://www.nrel.gov/vehiclesandfuels/npbf/pdfs/40555.pdf.
  4. "US EPA Biodiesel Factsheet". http://www.epa.gov/smartway/growandgo/documents/factsheet-biodiesel.htm.
  5. "Twenty In Ten: Strengthening America's Energy Security". Whitehouse.gov. http://georgewbush-whitehouse.archives.gov/stateoftheunion/2007/initiatives/energy.html.
  6. Kemp, William. Biodiesel: Basics and Beyond. Canada: Aztext Press, 2006.
  7. National Biodiesel Board, 2007. Chrysler Supports Biodiesel Industry; Encourages Farmers, Refiners, Retailers and Customers to Drive New Diesels Running on Renewable Fuel.
  8. "Halifax City Buses to Run on Biodiesel Again | Biodiesel and Ethanol Investing". http://www.biodieselinvesting.com/biodiesel-archives/2006/08/31/halifax-city-buses-to-run-on-biodiesel-again/.
  9. "Biodiesel". Halifax.ca. http://www.halifax.ca/metrotransit/Biodiesel.html.
  10. "McDonald's bolsters "green" credentials with recycled biodiesel oil". News.mongabay.com. 2007-07-09. http://news.mongabay.com/2007/0709-green_mcdonalds.html.
  11. "First UK biodiesel train launched". BBC. http://news.bbc.co.uk/1/hi/uk/6729115.stm. Retrieved 2007-11-17.
  12. "EWS Railway - News Room". www.ews-railway.co.uk. http://www.ews-railway.co.uk/cmsnews/news_article.asp?guid=%7BD3A02A0C-1B28-4E08-8548-B3863CFF286C%7D.
  13. "Biodiesel will drive Eastern Wa. train during summerlong test". Seattle Times. http://seattletimes.nwsource.com/html/localnews/2008011135_biodiesel22.html..
  14. "Disneyland trains running on biodiesel - UPI.com". www.upi.com. http://www.upi.com/Top_News/2009/01/29/Disneyland_trains_running_on_biodiesel/UPI-10151233252145/.
  15. Robertson, Andrew. "Biodiesel Heating Oil: Sustainable Heating for the future". Institute of Plumbing and Heating Engineering. http://www.iphe.org.uk/publications/tech_literature.html. Retrieved 2008-01-07.
  16. Massachusetts Oil Heat Council (2/27/2008). MA Oilheat Council Endorses BioHeat Mandate
  17. The Biodiesel Handbook, Chaper 2 - The History of Vegatable Oil Based Diesel Fuels, by Gerhard Knothe, ISBN: 1893997790
  18. Knothe, G.. "Historical Perspectives on Vegetable Oil-Based Diesel Fuels" (PDF). INFORM, Vol. 12(11), p. 1103-1107 (2001). http://www.biodiesel.org/resources/reportsdatabase/reports/gen/20011101_gen-346.pdf..
  19. SAE Technical Paper series no. 831356. SAE International Off Highway Meeting, Milwaukee, Wisconsin, USA, 1983
  20. "New Biodiesel Blend Specifications Published by ASTM International". nbb.grassroots.com. http://nbb.grassroots.com/09Releases/ASTMBlend/.
  21. National Biodiesel Board (2005-10). "Energy Content" (PDF). Jefferson City, USA. pp. 1. http://www.biodiesel.org/pdf_files/fuelfactsheets/BTU_Content_Final_Oct2005.pdf.
  22. Generic biodiesel material safety data sheet (MSDS)
  23. UFOP - Union zur Förderung von Oel. "Biodiesel FlowerPower: Facts * Arguments * Tips" (PDF). http://64.233.167.104/custom?q=cache:OVkS1z7K_jYJ:www.biodiesel.org/resources/reportsdatabase/reports/gen/20040101_gen-331.pdf+hygroscopic&hl=en&ct=clnk&cd=1&gl=us.
  24. Clean Cities Alternative Fuel Price Report July 2007
  25. U.S. Dept. of Energy. Clean Cities Alternative Fuel Price Report July 2009.
  26. "Biofuels and Glycerol". theglycerolchallenge.org. http://www.theglycerolchallenge.org. Retrieved 2008-07-09.
  27. Martinot (Lead Author), Eric (2008). "Renewables 2007. Global Status Report" (PDF). REN21 (Renewable Energy Policy Network for the 21stCentury. http://www.martinot.info/RE2007_Global_Status_Report.pdf.
  28. "US Biodiesel Taxed in EU". US Biodiesel Taxed in EU. Hadden Industries. http://www.haddenindustries.org.
  29. "US Biodiesel Demand" (PDF). Biodiesel: The official site of the National Biodiesel Board. NBB. http://www.biodiesel.org/pdf_files/fuelfactsheets/Production_Graph_Slide.pdf.
  30. "Statistics. the EU biodiesel industry". European Biodiesel Board. 2008-03-28. http://www.ebb-eu.org/stats.php#.
  31. "Biodiesel to drive up the price of cooking oil". Biopower London. 2006. http://www.biopowerlondon.co.uk/news2.htm.
  32. "Major Commodities". FEDIOL (EU Oil and Proteinmeal Industry). http://www.fediol.be/2/index.php.
  33. Leonard, Christopher (2007-01-03). "Not a Tiger, but Maybe a Chicken in Your Tank". Washington Post. Associated Press: p. D03. http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2007/01/02/AR2007010201057.html. Retrieved 2007-12-04.
  34. Errol Kiong (May 12, 2006). "NZ firm makes bio-diesel from sewage in world first". The New Zealand Herald. http://www.nzherald.co.nz/section/story.cfm?c_id=1&ObjectID=10381404.
  35. Glenn, Edward P.; Brown, J. Jed; O'Leary, James W. (August 1998). "Irrigating Crops with Seawater" (PDF). Scientific American (USA: Scientific American, Inc.) (August 1998): 76–81. http://www.miracosta.edu/home/kmeldahl/writing/..%5Carticles/crops.pdf.
  36. "Biodiesel from Animal Fat". E85.whipnet.net. http://e85.whipnet.net/alt.fuel/animal.fat.html.
  37. "Biodiesel produced from “tra”, “basa” catfish oil". governemental site. http://www.fistenet.gov.vn/details_e.asp?Object=2111609&news_id=4540732.
  38. "Demonstrating the value of a fishy biodiesel blend in Alaska’s Aleutian Islands" (PDF). Biodiesel america. http://www.biodieselamerica.org/files/articles/alaskafishoil_fs_3_18_02.pdf.
  39. "Enerfish integrated energy solutions for seafood processing stations". VTT, Finland/Enerfish Consortium. http://www.enerfish.eu/index.php.
  40. Van Gerpen, John (2004 - 07). "Business Management for Biodiesel Producers, August 2002 - January 2004" (PDF). National Renewable Energy Laboratory. http://www.nrel.gov/docs/fy04osti/36242.pdf.
  41. A Promising Oil Alternative: Algae Energy - washingtonpost.com
  42. Michael Briggs (August 2004). "Widescale Biodiesel Production from Algae". UNH Biodiesel Group (University of New Hampshire). http://www.unh.edu/p2/biodiesel/article_alge.html.
  43. www.ces.purdue.edu/extmedia/ID/ID-337.pdf Purdue report ID-337]
  44. DOE quoted by Washington Post in "A Promising Oil Alternative: Algae Energy"
  45. Strahan, David (13 August 2008). "Green Fuel for the Airline Industry". New Scientist (2669): 34–37. http://technology.newscientist.com/channel/tech/mg19926691.700-green-fuel-for-the-airline-industry.html.
  46. India's jatropha plant biodiesel yield termed wildly exaggerated
  47. Weed's biofuel potential sparks African land grab, Washington Times, February 21, 2007, Karen Palmer
  48. Kazuhisa Miyamoto (1997). Renewable biological systems for alternative sustainable energy production (FAO Agricultural Services Bulletin - 128). Final. FAO - Food and Agriculture Organization of the United Nations. http://www.fao.org/docrep/w7241e/w7241e05.htm.
  49. Tad Patzek (2006-07-22). "Thermodynamics of the Corn-Ethanol Biofuel Cycle (section 3.11 Solar Energy Input into Corn Production)" (PDF). Berkeley; Critical Reviews in Plant Sciences, 23(6):519-567 (2004). http://petroleum.berkeley.edu/papers/patzek/CRPS416-Patzek-Web.pdf.
  50. "Looking Forward: Energy and the Economy" (PDF). http://www.dallasfed.org/news/educate/2004/04ecsummit-brown.pdf.
  51. "Hands On: Power Pods - India". http://www.tve.org/ho/doc.cfm?aid=1433&lang=English.
  52. "Palm Oil Based Biodiesel Has Higher Chances Of Survival". http://www.bernama.com.my/bernama/v3/news_business.php?id=157856.
  53. John Sheehan, Terri Dunahay, John Benemann, Paul Roessler (July 1998) (PDF (3.7 Mb)). A look back at the U.S. Department of Energy's Aquatic Species Program: Biodiesel from Algae. Close-out Report. United States Department of Energy. http://www.nrel.gov/docs/legosti/fy98/24190.pdf.
  54. "International Biofuels Conference". HGCA. http://www.hgca.com/content.output/2369/2369/Markets/Analysis/International%20Biofuel%20Conference.mspx.
  55. (PDF) Biodiesel - Just the Basics. Final. United States Department of Energy. 2003. http://www.eere.energy.gov/vehiclesandfuels/pdfs/basics/jtb_biodiesel.pdf.
  56. Biofuel demand makes fried food expensive in Indonesia - ABC News (Australian Broadcasting Corporation)
  57. The other oil shock: Vegetable oil prices soar - International Herald Tribune
  58. How Food and Fuel Compete for Land by Lester Brown - The Globalist > > Global Energy

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun