Mohon tunggu...
Nurtian Latifah
Nurtian Latifah Mohon Tunggu... Sales - Menulis

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memotivasi Orang Lain

31 Desember 2021   22:14 Diperbarui: 31 Desember 2021   22:14 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Motivasi adalah sesuatu hal yang sangat lumrah. Orang selalu termotivasi, mereka terdorong untuk melakukan sesuatu dan orang yang tidak termotivasi dianggap aneh. Hal terpenting motivasi di dorong oleh otak dan juga di pengaruhi oleh sumber atau faktor dari dalam dan dari luar. Lalu hal apa agar anda dapat memotivasi orang lain terutama dalam mengubah prilakunya? Dengan kata lain orang lain akan tergerak untuk mengubah prilaku dan melakukannya berdasarkan dengan apa yang anda sampaikan. Umumnya ini untuk seseorang yang berposisi sebagai leader atau pemimpin. Namun, tidak semua orang mampu menggerakkan atau memotivasi orang.

Pembahasan disini adalah  pendekatan yang harus dihindari dalam memotivasi orang lain dalam melakukan sebuah tindakan atau aktivitas

Mengandalkan Kharisma

Kenapa mengandalkan kharisma dalam melakukan pendekatan terhadap orang lain harus sebisa mungkin dihindari? Karena dalam kehidupan sehari-hari, tindakan memotivasi  hampir tidak pernah mencolok, jarang membangkitkan rasa kagum, dan tidak masuk headline berita. Orang tua dalam meyakinkan anaknya untuk melakukan sebuah kegiatan tidak dengan membuat sang anak merasa kagum terlebih dahulu, terlebih sangat jarang hal tersebut terjadi dalam aktivitas sehari-hari. 

Jangan Mengandalkan Kekuasaan

Sama hal nya dengan kharisma, kekuasaan akan membuat orang lain melakuakan kegiatan dengan paksaan. Kekuasaan mungkin bisa menggerakkan orang, bahkan dapat membuat orang melakukan berdasarkan yang di perintahkan. Namun, hal tersebut tidak bisa menggerakkan hati dan pikiran. Hati dan pikiran berubah melalui pemahaman terbuka dan kesadaran baru. Kekuasaan biasanya berakhir pada ketaatan dan keterpaksaan dalam waktu sesaat.

"jika kamu tidak menyelesaikan pekerjaan pada waktunya, kamu akan di potong gaji."

Contoh tersebut sangat terlihat bentuk paksaan dan keterpaksaan.  Setiap kali anda memaksa  orang untuk patuh dan mengikat dalam betuk keterpaksaan, anda telah meciptakan lingkungan kerja yang tidak nyaman dan sepi. Tidak ada lagi rasa saling menghormati dan keakraban, tidak ada lagi perasaan bahwa kita harus berkerja sama untuk mengatasi suatu hambatan. Selain itu keterpaksaan akan membuat orang melakukan bentuk perlawanan, tentu hal itu bukan sesatu yang diinginkan, bukan?

Memberikan Bonus

Kadang orang tua memberikan sebuah bonus atau imbalan terhadap anak sebagai bentuk penghargaan telah melakukan sebuah aktivitas. Coba pikirkan apakah hal tersebut akan efektif  ketika dalam situasi mendesak dan membutuhkan pertolongan anak namun anda tidak memiliki  imbalan yang akan diberikan kepada anak anda. Apakah anak anda akan serta merta atau inisiatif menolong anda? tentu tidak, dia akan menanyakan sebuah imbalan atas apa yang akan dia kerjakan.

Memberikan imbalan untuk memotivasi apa yang seharusnya sudah membentuk kesadaran sebagai motivasi merupakan proses pembelajaran agar orang dapat melakukan sebuah aktifitas atas kesadaran dan motivasi diri. Memberikan bonus untuk mendorong orang lain melakukan sebuah aktivitas akan menciptakan harapan atas imbalan dan juga merusak kepuasan yang sesungguhnya bisa di peroleh dengan melakukan aktivitas itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun