Mohon tunggu...
Nur Syifa
Nur Syifa Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Saya menyukai kuliner dan traveling, suatu saat saya ingin bisa kembali tidur jam 9 malam lagi

Selanjutnya

Tutup

Trip

Menelisik Lini Masa Bumi Jawa di Museum Ullen Sentalu

25 Desember 2024   14:39 Diperbarui: 25 Desember 2024   14:39 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Patung di Kawasan Museum Ullen Sentalu (Sumber : Dokumen Pribadi)

Yogyakarta merupakan daerah istimewa yang ada di Indonesia. Seperti julukannya, Yogyakarta sangat istimewa dengan ragam budaya dan sejarah yang disimpannya. Jika biasanya wisatawan mengunjungi daerah Kraton Yogyakarta, Tamansari, hingga bangunan -- bangunan bersejarah di sekitar Malioboro untuk melihat arsitektur dan sejarah Jawa yang ada di kota ini, maka di sisi utara Yogyakarta juga memiliki tempat dengan arsip sejarah yang cukup lengkap.  

Museum Ullen Sentalu, mungkin sedikit asing bagi wisatawan yang datang ke kota Yogyakarta. Tempatnya cukup jauh dari pusat kota, bisa di tempuh dengan mobil maupun kendaraan bermotor kurang lebih satu jam lamanya. Meskipun letaknya yang cukup jauh, siapapun yang mengunjungi museum ini rasanya tidak akan sia -- sia. Pemandangan yang asri dan rindang dengan pepohonan, bangunan arsitekturnya yang masih terjaga bergaya Eropa semakin mengajak pengunjung untuk memasuki portal dimensi tanah Jawa dimasa lampau.  Museum ini menawarkan tiga pilihan tur kunjungan, Tur Adiluhung Mataram dengan harga Rp 50.000,00 ; Tur Skriptorium Rp 60.000,00 ; dan Tur Vorstenlanden dengan harga Rp 100.000,00. Museum ini juga menawarkan tur kunjungan English Guided Tour untuk turis mancanegara. Terdengar sedikit mahal memang, namun biaya yang dikeluarkan untuk tur ini sangat layak untuk dicoba. Ambar selaku pemandu tur ini menjelaskan bahwa arsip dan koleksi dari museum ini semuanya orisinil berasal dari Katon Yogyakarta, Kasunanan Surakarta, Pakualaman dan Mangkunegaran. Meskipun demikian, kepemilikan museum ini adalah milik pribadi Keluarga Haryono yang masih berkerabat dengan keluarga kerajaan Yogyakarta dan Surakarta.  

"Sebagian besar koleksi dari museum kami adalah hibah dari keraton, mulai dari surat -- surat, foto, pakaian, gamelan, hingga batik khas dari Kraton Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta yang usianya sudah puluhan tahun." Tutur Ambar selaku pemandu tur. Tur dengan durasi 40 hingga 45 menit ini akan menarik pengunjung ke dimensi berbeda. Meskipun tur ini mengandung sejarah yang sangat panjang, dapat dipastikan pengunjung tidak akan merasa bosan karena disuguhi oleh suasana yang asri dan pemandu yang ramah. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun