Petuah politik ketokohan figur sentral Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais, akan diuji kembali pada kongres ke IV PAN yang akan digelar pada 28 Februari-3 Maret 2015. Hal ini terasa ketika dinasti politik PAN masih sangat kental sekali. Bahkan Amien digadang-gadang akan turun tangan memberikan petunjuk dan arah PAN kedepannya, khususnya dalam menentukan Ketua Umum PAN.
Perlu diketahui dalam pemilihan Ketua Umum PAN ini dua kandidat akan bertarung sangat ketat antara Hatta Rajasa dan Zulkifli Hasan. Kedua kandidat tersebut menganggap dirinya memiliki pendukung yang cukup kuat dalam kontes pemilihan Ketua Umum PAN tersebut.
Namun persaingan kedua tokoh PAN ini tentunya akan ditentukan melalui hasil suara terbanyak untuk dapat tampil menuju tampuk kursi kepemimpinan PAN. Sementara itu Amien Rais ternyata punya peran yang sangat berarti bagi PAN, dengan kata lain petuah Amien kepada calon yang akan maju nanti menjadi penentu.
Artinya PAN sama dengan Amien Rais, stigma tersebut sangat melekat pada partai yang lahir di era reformasi 1998 lalu. Sosok Amien Rais dipandang sebagai aktor yang cukup dominan pada partai berlambang matahari terbit ini. Bahkan dalam kenyataannya tiga kali Kongres PAN ternyata Amien membuktikan tajinya sebagai tokoh sentral penentu, dan tidak bisa ditampik bahwa sosok Amien dianggap sosok solidarity maker di internal PAN.
Pastinya ketika calon Ketua Umum PAN tersebut ingin menjadi pemimpin ada deal yang akan bermain disana. Dalam sejarahnya lalu Kongres II di Surabaya langkah Soetrisno Bachir cukup mulus melanggeng ke kursi Ketua Umum PAN, begitu pula posisi politik Amien dalam Kongres III PAN di Batam dengan terpilihnya Hatta sebagai Ketua Umum PAN Periode 2010-2015.
Dan dalam Kongres IV PAN ini sepertinya peran Amien Rais akan kembali bermain sebagai tokoh yang dihormati kader PAN. Namun sejumlah isyarat yang terdengar secara nyata dipublik adalah keberpihakan Amien Rais dengan Zulkifli Hasan, maklum Zulhas merupakan besan Amien. Dan dalam kenyataannya banyak terlihat Amien merestui Zulhas untuk nahkodai PAN kedepan.
Dengan kata lain unsur nepotisme di kubu PAN ternyata cukup kental sekali tersiar. Kabar inilah yang kini menjadi sorotan utama bahwa PAN dipastikan akan terjun bebas suaranya dimata publik pemilih. Sebab kita ketahui sosok Zulhas minim sekali dengan dunia politik dibandingkan Hatta Rajasa. Perbedaannya sangat jauh sekali, bayangkan ketika Hatta Rajasa duduk di kursi Ketua PAN hasil suara PAN cukup tinggi, bahkan beliau dijuluki tokoh sentral dalam Koalisi Merah Putih (KMP), setumpuk pengalaman Hatta juga tidak bisa dipandang remeh karena beliau memberikan nuansa politik menjadi baik di Indonesia. Seiring dengan dukungan Amien Rais terhadap Zulhas ini kiranya kita harus mawas diri, bahwa partai berlambang matahari ini akan dimungkinkan hancurnya politik PAN dimasa depan.
